PPDB 2019 Sistem Zonasi, Pakai Google Maps, Terjauh 3 KM
Hal yang sama di SMPN 47, Marina berjalan lambat. Itu karena server down sejak, Kamis (16/5). Server tidak stabil sehingga memakan waktu bisa sampai satu jam hanya untuk memasukkan data satu peserta.
Ini dikeluhkan orangtua calon siswa sebab harus menyita waktu lebih lama lagi untuk menunggu giliran. Padahal, mereka datang lebih awal dari jadwal yang ditentukan panitia PPDB.
"Lambat kali prosesnya. Padahal banyak yang antre. Bisa satu jam hanya untuk satu orang saja. Sudah mau tiga jam saya nunggu di sini tapi belum juga dapat giliran," kata Anita, orangtua calon siswa.
Kendala ini ternyata juga dikeluhkan panitia. Selain menyita waktu, panitia juga kerap menerima komplain dari pendaftar.
"Kadang bisa hang total. Untung ini masih bisa jalan walaupun lola (loading lama). Kemarin malah sempat berhenti total hampir dua jam. Kerjaan jadi lanjut sampai sore jadinya," ujar seorang panitia PPDB di loket input data.
Ketua Panitia PPDB SMPN 47 Jazin mengakui adanya kendala teknis tersebut. Namun dia memastikan proses input data tetap berjalan sampai tuntas hingga 30 peserta per harinya.
"Tetap terlayani cuma mungkin agak lambat. Sehari kita batasi 30 peserta sesuai nomor urut yang sudah didapat sebelumnya," ujar Jazin.
Kepala Disdik Batam, Hendri Arulan mengatakan karena sistem online menyebabkan server kurang mampu bekerja maksimal, karena banyaknya data yang masuk. Untuk itu, pihaknya berencana menambah kekuatan server jika sekolah masih kesulitan untuk menginput data pendaftar.
PPDB 2019 masih menggunakan sistem zonasi, beberapa sekolah menggunakan google maps untuk mengukur jakar rumah ke sekolah.
- Gemini AI Hadir di Google Maps
- Permudah Pengguna, Google Maps Meluncurkan Fitur Pelapor Insiden di Android Auto
- Fitur Baru Google Maps Kini Permudah Pengguna Cari Tempat Parkir
- Google Maps Hadirkan Fitur Speedometer di iPhone, Begini Cara Gunakannya
- Daya Tarik Wisata Alam Sukolilo Pati yang Dijuluki Kampung Maling di Google Maps
- Sukolilo Pati Dijuluki Kampung Maling & Desa Bandit di Google Maps, Begini Kata Kapolda Jateng