PPDB Selalu Bikin Puyeng Ortu Siswa
jpnn.com - Masa PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) antara Juni hingga Juli, selalu bikin pusing orangtua, terutama ibu.
GINANJAR ELYAS SAPUTRA - Wartawan Radar Surabaya
PPDB ini ada tiga tingkatan, untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Manengah Atas (SMA). Di Surabaya, PPDB sudah dimulai sepekan setelah Lebaran.
Bisa dibayangkan puyengnya orang tua menghadapi masa PPDB itu. Sebab, PPDB selalu identik dengan persoalan dan rupiah yang tidak sedikit. Pendidikan memang gratis. Tapi, untuk mendapatkan sekolah yang terbaik untuk buah hati, tentu ada biayanya. Tidak sedikit. Tapi, banyak. Biaya wira-wiri, cari informasi, beli perlengkapan ini itu dan biaya lain-lain.
Apalagi Lebaran juga baru dua pekan usai. Kantong ayah-bunda tentu sudah terkuras habis untuk merayakan hari bahagia itu. Padahal, sejak jauh hari sebenarnya biaya untuk Lebaran selalu sudah disiapkan, Tapi, tetap saja keuangan keluarga banyak yang bobol.
Di Indonesia, Hari Raya Idulfitri selalu membutuhkan rupiah yang tak sedikit. Biaya mudik, beli baju baru, mempercantik rumah, beli makanan yang disajikan untuk tamu, unjung-unjung, sangu untuk keponakan, dan lain-lain. Bahkan, seringkali tabungan terkuras untuk ‘biaya’ Lebaran.
Lantas, sekarang orang tua harus bertemu lagi dengan PPDB, yang juga membutuhkan duit tidak sedikit. “Jelas pusing, Mas. Pendaftaran sekolah kan tetap butuh duit. Lha duitnya sudah keambil buat Lebaran,” keluh Intan Arini, warga Rungkut, Surabaya.
Intan bercerita, tahun ini anaknya masuk SMP. Nilai Ujian Nasional untuk tiga mata pelajaran (matematika, bahasa Indonesia, IPA) putrinya, hanya 211. “Berarti rata-rata kan 7. Sekarang bingung mau cari sekolahnya,” sambatnya.
Para ortu siswa harus menyiapkan biaya yang tidak sedikit untuk mengurus pendaftaran PPDB (penerimaan peserta didik baru).
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap Kebijakan PPDB, Tetap Sistem Zonasi?
- Gibran Bercerita tentang Suratnya yang Tidak Direspons Menteri
- Simak Pendapat 3 Cawagub Jakarta soal Sistem Zonasi PPDB
- Aktivis Pendidikan di Bandung Diduga Lakukan Pungli PPDB SMA 2024
- DPR Apresiasi Kinerja PPDB dan Merdeka Belajar di Jateng