PPDB Sistem Zonasi: Anak tak Perlu Belajar yang Penting Rumah Dekat Sekolah
Tajuddin mengatakan bahwa sistem zonasi ini juga pernah dibahas Disdikbud bersama pemerintah pusat. Pada dasarnya, tujuan penerapan sistem zonasi baik adanya. Hal tersebut dilakukan dengan harapan tidak ada lagi sekolah favorit sehingga tidak ada sekolah yang tersingkirkan.
“Pandangan sekolah favorit itu harus dihapuskan. Tujuan pemerintah itu baik, agar paradigma masyarakat terhadap seluruh sekolah itu sama, dalam arti tidak ada lagi sekolah favorit dalam sistem pendidikan,” jelasnya.
Akan tetapi, karena pembangunan sekolah di Tarakan yang tidak merata ini pun membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan kesulitan, yang jika dibiarkan akan menjadi dampak yang buruk bagi masyarakat yang salah satu contohnya ialah orang tua sudah menjadi acuh tak acuh dengan hasil ujian anak.
BACA JUGA: PPDB 2019: Jarak Rumah ke Sekolah Lebih Dekat, kok Tidak Diterima?
“Nampaknya memang masyarakat kita ini harus ada pemaksaan, dalam artian harus ada ketentuan yang mengikat sehingga mau tidak mau termotivasi untuk mewajibkan anak belajar dalam pelajaran tambahan dan seterusnya, karena ini sempat kami evaluasi,” tuturnya. (shy/lim)
PPDB sistem zonasi dikeluhkan para ortu siswa karena nilai ujian anak seolah tidak ada manfaatnya.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Sukarelawan Prabowo-Gibran Usulkan Perluasan Zonasi Pendidikan hingga Tingkat Provinsi
- Simak Pendapat 3 Cawagub Jakarta soal Sistem Zonasi PPDB
- Selama Sistem Zonasi PPDB, 2 Tahun SMP Swasta Ini Tak Dapat Siswa Baru
- Instruksi Terbaru Kemendikbudristek soal PPDB, Pemda Jangan Mengeyel
- Pemda Diminta Bentuk Satgas PPDB