PPI Jerman Membuka Jalan Menuju Harmonisasi Pengurangan Emisi di Indonesia
Saat ini, sebanyak 11.000 pelajar Indonesia berdomisili di Jerman untuk melakukan studi S1, S2, S3 dan vokasi dalam berbagai bidang keilmuan.
Banyak dari bidang keilmuan yang diajarkan di Jerman selalu memasukkan unsur keberlanjutan dan rendah karbon, yang membuat tema ini semakin relevan dibicarakan di kalangan cendekiawan Indonesia di Jerman.
ICONIC 2024 terdiri dari enam plenary session, empat konferensi ilmiah, career booth, dan sesi Meet the Industry. Sebelum rangkaian kegiatan dimulai, acara dibuka dengan meriah oleh sambutan dan tarian “Topeng Kelana” dari Cirebon.
Diawali dengan Ministerial Talk yang membicarakan tema pembiayaan LCD di Indonesia dan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Jerman di bidang pembangunan rendah karbon.
Laksmi Dhewanthi menyampaikan kesimpulan di akhir sesi acar tersebut.
“Kami membutuhkan dukungan dan kontribusi dari semua bagian dan komunitas untuk membangun tata kelola & sistem yang baik demi mewujudkan tujuan ambisius tentang pembangunan rendah karbon," ujarnya.
Strategi Transformasi LCD dari Berbagai Bidang
Pada hari kedua, empat sesi pleno mendiskusikan topik dekarbonisasi dari perspektif perusahaan dan stakeholder inovatif di berbagai bidang.
ICONIC 2024 yang digelar PPI Jerman mendapatkan respons yang sangat positif, baik dari pembicara, presenter konferensi, maupun pengunjung umum.
- Menteri LHK Siti Nurbaya: Kepala Daerah Harus Perkuat Pemahaman Tata Kelola Karbon
- AstraZeneca Komitmen Wujudkan Ambisi Nol Karbon Perusahaan
- Hadirkan Inisiatif Ramah Lingkungan, LRT Jabodebek Sediakan Parkir Sepeda Hingga Water Station
- Siap Beri Dukungan Pembiayaan, BTN Bidik 150 Ribu Rumah Rendah Emisi
- Tekan Polusi Udara, Grab Tambah 1.000 Unit Mobil Listrik
- AZEC 2024: Pertamina dan JICA Berkolaborasi Tingkatkan Upaya Transisi Energi di Indonesia