PPI Jerman Membuka Jalan Menuju Harmonisasi Pengurangan Emisi di Indonesia

PPI Jerman Membuka Jalan Menuju Harmonisasi Pengurangan Emisi di Indonesia
Sesi talkshow rangkaian dari perhelatan acara ICONIC (International Conference of Integrated Intellectual Community) 2024, di Göttingen, Jerman pada 4-6 September 2024 lalu. Foto: dok PPI Jerman

Indeks ini memberikan wawasan bagi para pemangku kepentingan untuk menilai kesiapan Indonesia dalam transisi menuju energi berkelanjutan.

Selain membicarakan strategi CCS secara umum, sesi pleno lain pada hari kedua menghadirkan ahli di bidang konstruksi, lingkungan terbangun, dan AFOLU (Agriculture, Forestry and Other Land Use).

Pada sesi pleno selanjutnya, Sekjen AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Rukka Sombolinggi menyampaikan pentingnya peran masyarakat adat dalam menjaga hutan dan biodiversitas yang dimiliki dunia saat ini.

“Masyarakat adat memiliki ikatan yang kuat dengan hutan sehingga masyarakat adat memiliki potensi besar untuk menyelamatkan hutan.”, ujarnya.

Selain itu, Rukka mengkritisi langkah-langkah pemerintah seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara yang prosesnya dinilai merugikan masyarakat adat.

Setelah jeda makan siang, sesi pleno dilanjutkan dengan diskusi bertema “Adaptation and Mitigation of the Built Environment in Heating Climate”.

“Sekarang, kita tidak hanya mendesain untuk mitigasi saja, tapi juga untuk adaptasi!," ujar Prof. Silvia Benedito, Lektor Kepala di Harvard Graduate School tersebut membuka diskusi antara lima panelis termasuk Dr. Myrna Asnawati Safitri, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN dan Bandung Sahari.

Vice President Sustainability dari PT. Astra Agro Lestari Tbk. Dr. Myrna menyatakan kerusakan yang terjadi saat ini bukan karena pembangunan IKN

ICONIC 2024 yang digelar PPI Jerman mendapatkan respons yang sangat positif, baik dari pembicara, presenter konferensi, maupun pengunjung umum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News