PPKM Darurat Belum Maksimal, Tokoh Agama Minta Sektor Mikro Informal Dibantu

PPKM Darurat Belum Maksimal, Tokoh Agama Minta Sektor Mikro Informal Dibantu
Penyekatan di masa PPKM Darurat. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Desakan serupa juga dikatakan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. Dia menilai, selama penerapan PPKM Darurat banyak warga NU yang terkoyak perekonomiannya. Apalagi, mayoritas warga NU adalah bekerja di sektor mikro informal.

“Mereka tak bisa berbuat banyak. Hanya bisa pasrah dan berharap ada bantuan dari pemerintah lantaran tak bisa bekerja atau pendapatannya anjlok,” kata Gus Yahya, sapaan akrabnya.

Dia berharap, meski pemerintah membuat kebijakan pengendalian Covid-19, namun pada saat bersamaan juga harus menyiapkan skema program yang bisa membantu nasib masyarakat, terutama golongan kecil.

Gus Yahya juga meminta di tengah kasus Covid yang tinggi ini masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan.

Menurutnya, banyak model perhatian yang bisa diberikan kepada masyarakat langsung seperti subsidi, bantuan sembako, uang tunai dan lain sebagainya.

“Yang lebih penting adalah bantuan ini harus dikawal agar tidak ada penyimpangan dan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” katanya.

Habib Zain juga menyatakan, upaya menjaga keselamatan jiwa (hifdun nafs) bersama dalam kerangka pengendalian Covid-19 di tanah air saat ini harus dilakukan secara komprehensif.

Artinya, di satu sisi pemerintah melakukan pengetatan atau pembatasan, namun di sisi lain juga memikirkan dampak luas yang ditimbulkannya.

Sejumlah tokoh agama menilai kebijakan PPKM Darurat sebagai strategi pemerintah untuk mengendalikan kasus Covid-19 belum sepenuhnya berjalan maksimal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News