PPLN Usul Pemungutan Suara 30 Maret-6 April 2014
jpnn.com - JAKARTA – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sigit Pamungkas, menilai pemerintah dan DPR seharusnya mendisain undang-undang pemilu yang berbeda antara penyelenggaraan pemilu di dalam negeri dengan pemilihan di luar negeri.
Sebab jika disamakan, terdapat banyak masalah yang berakibat rendahnya tingkat partisipasi pemilih.
Sigit mencontohkan semisal untuk tempat pemungutan suara (TPS). Dalam undang-undang ditetapkan untuk satu TPS, maksimal terdapat 500 pemilih.
“Tapi kalau di luar negeri seperti di Arab, jumlah warga negara Indonesia tidak sebanding dengan lokasi untuk TPS,” katanya di Jakarta, Jumat (15/11).
Ia mencontohkan pemilih yang ada di negara tersebut mencapai 300 ribu orang. Jika di bagi satu TPS maksimal 500 orang, maka harus disediakan 600 TPS.
“Nah jumlah TPS yang begitu banyak, apakah akan ditumpuk di satu perwakilan yang tempatnya tidak terlalu luas? Itu problem. Jadi kalau cara pembentukan TPS sama dengan di dalam negeri, jelas kesulitan,” kata Sigit.
Masalah lain, terkait dengan pelaksanaan pencoblosan. Menurut Sigit, kalau dilaksanakan hanya satu hari, panitia pemilihan luar negeri (PPLN) memrediksi partisipasi pemilih akan sangat rendah. Sebab para pemilih yang rata-rata merupakan pekerja akan kesulitan memeroleh izin.
“PPLN mengusulkan supaya pemungutan suara di luar negeri tidak hanya satu hari. Namun beberapa hari seperti misalnya KPU menetapkan antara 30 Maret hingga 6 April 2014,” katanya.
JAKARTA – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sigit Pamungkas, menilai pemerintah dan DPR seharusnya mendisain undang-undang pemilu yang
- Sidang Sengketa Pilkada Papua, Pakar Tata Negara: MK Jangan Mau Diintervensi
- DPR Mengesahkan RUU BUMN Saat Akhir Pekan, Dasco Ungkap Alasannya
- Anggota DPR Merespons Laporan Dugaan Pemerasan Petugas Imigrasi Kepada 44 WNA China
- Fraksi PDIP DPRD Jakarta Sebut Penundaan Pelantikan Pram-Rano Karno Rugikan Masyarakat
- Bertemu Dino Pati Djalal, Eddy Soeparno Ajak FPCI Dukung Diplomasi Iklim Prabowo
- Kunjungi Palembang, Lita Machfud Soroti Angka Tidak Sekolah Sumsel yang Tinggi