PPP Anggap Kenaikan Harga BBM Bisa Redam Penyelundupan
Selasa, 04 Juni 2013 – 20:43 WIB
“Sejak awal dekade 2000, Indonesia telah beralih status dari negara eksportir menjadi net importir minyak. Dengan importasi BBM dan minyak mentah yang mencapai lebih sepertiga dari kebutuhan nasional, harga BBM nasional sangat bergantung kepada harga internasional,” katanya.
Karena itu Romahurmuzy menilai masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa akibat impor BBM yang terus naik, defisit fiskal membengkak. Sehingga mengancam neraca pembayaran.
“Selain itu subsidi BBM yang berlangsung selama ini juga tidak sesuai ketentuan UU 30/2007 tentang Energi. Seperlima APBN kita sekarang ini juga tersedot untuk subsidi energi yang bersifat konsumtif. Akibatnya ruang gerak belanja negara untuk sektor produktif yang lebih bersifat jangka panjang, menjadi terbatas,” katanya.
Akibat kondisi ini, daya saing yang tercipta di pasar internasional menurut Romahurmuzy menjadi semu, karena didominasi produk mentah yang mengandalkan buruh murah dan harga energi yg murah. Padahal murahnya harga energi karena disubsidi.
JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memang perlu dilakukan. Menurut Sekretaris
BERITA TERKAIT
- Maskot Tumtum Bakal Bawa Ukm Indonesia Mendunia di World Expo 2025 Osaka
- Perwakilan Nelayan Lobster: Awasi Dugaan Monopoli Ekspor BBL
- Anindya Bakrie Mendukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di Era Prabowo – Gibran
- BPOM Dukung Pengembangan Industri Bioteknologi Nasional
- Berkomitem Beri Pelayanan Terbaik, IAS Handle Kargo Logistik MotoGP 2024 Mandalika
- Penambahan Stok BBM di Ajang MotoGP Turut Menggerakkan Ekonomi Lokal