PPP Endus Ada Skenario Kemenag Dikebiri
Jumat, 09 Maret 2012 – 06:30 WIB
Pada kasus lain, sebut dia muncul wacana pengelolaan pendidikan satu atap. Dengan menjadikan madrasah dan pondok pesantren dibawah kendali Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Karena selama ini terkesan pendidikan dikelola dua lembaga pemerintah, yakni Kemendikbud dan Kemenag. Padahal, menurut dia, terdapat karakter yang berbeda dalam pengelolaannya, sehingga sangat pantas untuk dibawah dua lembaga pemerintah. ”Pondok pesantren itu lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pondok pesantren punya sejarah panjang dan karakter berbeda, tak bisa dibawah kendali Mendikbud,” tegasnya.
Baca Juga:
Dia mengatakan, jika nanti haji, madrasah dan pondok pesantren tak lagi dibawah kendali Kemenag, maka dalam waktu singkat lembaga itu pun bubar. Bahkan, dianggap tak diperlukan lagi oleh masyarakat. ”Apa yang musti diurusi oleh Kemenag, kalau haji tak diurus, madrasah tak diurus, pondok pesantren tak diurus. Kan sama saja menjadikan Kemenag sebagai lembaga tanpa fungsi yang jelas,” papar bernada tinggi.
Direktur Madrasah Kemenag Prof DR Dedi Djubaedi merasa instansinya masih mampu membina dan mengelola pendidikan berbasis keagamaan. Selama ini pun kualitas pendidikan dibawah Kemenag terus meningkat, bahkan siap disejajarkan dengan banyak sekolah lain.
Dia menilai wacana mengambil alih pendidikan keagamaan pada lingkup Kemendikbud tidaklah relevan. Karena pendidikan keagaman memiliki karakter yang berbeda, dan Kemenag sangat berpengalaman pada kondisi itu. (rko)
JAKARTA – Munculnya berbagai wacana yang mengarah pada evaluasi fungsi Kementerian Agama (Kemenag) ditengarai merupakan skenario terstruktur
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PDIP Sebut Megawati dan Prabowo akan Bertemu, Kriminalisasi Hasto Bakal Dibahas?
- Dukung Prabowo soal Swasembada Pangan, Legislator PKB: Bukan Kebijakan Muluk-Muluk
- TNI AL Bongkar Pagar Laut, Eks Sesmilpres Singgung Proses Hukum
- Kuasa Hukum Gus Muhaimin: Semua Gugatan Ghufron Kandas
- Konsolidasi Nasional Gerakan Mandiri Bangsa Lahirkan Partai Gema Bangsa
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi