PPP Ketar-ketir
Sabtu, 17 September 2011 – 07:02 WIB

PPP Ketar-ketir
"Saya pikir, di mana-mana reshuffle adalah pisau dua mata, yang pertama adalah untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap sebuah rezim. Kedua, untuk meningkatkan kinerja kabinet, karena memang evaluasi UKP4 terhadap kontrak kinerja juga menghasilkan rapor biru dan merah," paparnya.
Baca Juga:
Namun, Romi juga mengakui, bahwa saat ini kepercayaan pemerintahan terhadap pemerintah menurun. Evaluasi kabinet pun menjadi solusi. Karena pada kenyataannya, dari hari ke hari tingkat kepercayaan kepada pemerintah sudah menurun dibandingkan dengan ketika pertama kali dibentuk, sehingga kebutuhan untuk meningkatkan kepercayaan itu menjadi sahih. "Jikapun reshuffle dilakukan, harus didasarkan atas ukuran yang jelas. Jangan karena like and dislike,"jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya juga berharap, Presiden lebih dulu mengajak bertemu partai koalisi sebelum melakukan reshuffle kabinet. "Dalam kontrak politik yang ada, jika presiden berniat ingin mengganti anggota kabinet dari kader parpol, ketentuannya yang disepakati di situ adalah presiden akan mengkomunikasikan kepada parpol yang bersangkutan," tandasnya.
Sebagaiman diketahui, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa saat ini tengah dilanda persoalan keluarga, yakni gugatan cerai istrinya. Kendati demikian, PPP menepis telah menyiapkan pengganti Suharso sebagai Menpera. "Tidak ada pembicaraan soal minta dipersiapkan kader untuk menggantikan Pak Suharso," imbuhnya.
JAKARTA - Isu perombakan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB II) sepertinya paling mengganggu Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Salahsatu menterinya
BERITA TERKAIT
- Hadirkan Pelaku Usaha Hingga Akademisi, Kemenko PM Gelar Uji Publik Program Berdaya Bersama
- Prabowo Jadi Pemimpin Dunia dengan Kepuasan Publik Tertinggi di Negara G20
- Tangis Bahagia Pecah di Teluknaga, PIK2 Wujudkan Rumah Impian Warga
- Kunjungi Kraton Majapahit Jakarta, Dasco Disambut Hendropriyono
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS
- Dedi Mulyadi Pangkas Dana Hibah APBD 2025 untuk Pondok Pesantren