PPP Sesalkan Imbal Beli Pupuk dan Beras Indonesia-Myanmar
Rabu, 24 April 2013 – 19:45 WIB
JAKARTA - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sangat menyesalkan kebijakan pemerintah Indonesia yang telah melakukan nota kesepahaman imbal beli dengan Myanmar senilai 200 ribu ton pupuk yang ditukar dengan 500 ribu ton beras. Karena itu PPP menolak rencana impor 500.000 ton beras yang dilakukan pemerintah dari Myanmar. Sebab sejak 2006 Indonesia tercatat surplus beras. Pada tahun 2012, Indonesia surplus 3,5 juta ton. "Bahkan pemerintah dalam rencana strategis Kementerian Pertanian menetapkan surplus 10 juta ton pada 2014," ucap dia.
"Kebijakan ini nyata-nyata bertentangan dengan semangat untuk swasembada beras dan tidak berpihak pada peningkatan kesejahteraan petani," ujar anggota Komisi IV DPR, Zainut Tauhid dalam keterangan pers, Rabu (24/4).
Kebijakan itu sambung Zainut, dipastikan akan mematikan semangat petani untuk menanam karena kebijakan impor dapat menjatuhkan harga hasil pertanian, sehingga membuat petani semakin terpuruk.
Baca Juga:
JAKARTA - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sangat menyesalkan kebijakan pemerintah Indonesia yang telah melakukan nota kesepahaman imbal
BERITA TERKAIT
- Prudential Syariah-UIN Syarif Hidayatullah Edukasi Tingkatkan Literasi & Inklusi Keuangan
- Pertamina Optimistis Pengembangan CCS/CCUS Berkontribusi Signifikan Mengurangi Emisi
- PNM Dorong Ekonomi Perbatasan lewat Inovasi Rumput Laut
- Ini Sederet Keuntungan Menjadi Mitra Bisnis Lalamove
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Hadirkan SME Market 2024 di Bandung
- Industri Kosmetik Makin Kompetitif, Produsen Gencar Luncurkan Produk Baru