PPP Tak Rela PBR Jatuh ke Golkar
Sabtu, 03 Juli 2010 – 06:07 WIB
JAKARTA - Manuver Partai Golkar yang mulai mendekati Partai Bintang Reformasi (PBR) direspons serius oleh elite Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai berlambang Kakbah itu akan meningkatkan proses komunikasi ke PBR. Mereka tidak rela jika PBR yang lahir pada 20 Januari 2002 sebagai sempalan PPP itu bernaung di bawah "rimbun beringin". Dia juga menegaskan, PPP tidak khawatir pertemuan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Ketua Umum DPP PBR Bursah Zarnubi di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Kamis lalu akan berdampak serius. Menurut Lukman, pertemuan tersebut belum menghasilkan sesuatu yang konkret.
"PBR punya sejarah yang khusus dengan PPP. Sudah pada tempatnya kalau PBR bergabung kembali," kata Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta kemarin (2/7). Dia menegaskan, di level bawah, mulai tingkat provinsi, kabupaten, hingga kota, komunikasi yang dibangun partainya dengan PBR sudah cukup intensif.
"Kami terus melakukan konsolidasi dan komunikasi dengan pihak-pihak luar, termasuk PBR. Kerja-kerja seperti itu nggak perlu dipublikasi secara berlebihan," beber wakil ketua MPR itu.Meskipun menyatakan serius ingin merangkul kembali PBR, Lukman merahasiakan format yang ditawarkan. Apakah fusi, konfederasi, atau PBR melebur ke PPP. "Sedang kami matangkan. Yang jelas ada beberapa opsi, belum waktunya kami publikasikan," ujar Lukman.
Baca Juga:
JAKARTA - Manuver Partai Golkar yang mulai mendekati Partai Bintang Reformasi (PBR) direspons serius oleh elite Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
BERITA TERKAIT
- Bagja Tak Setuju Bawaslu Jadi Lembaga Ad Hoc, Begini Alasannya
- Muzani Bantah Gerindra Serang PDIP Terkait Pandangan Kritis Soal PPN Naik Jadi 12 Persen
- Gerindra Bantah Menyerang PDIP Soal Kenaikan PPN jadi 12 Persen
- Jubir PSI: PDIP Pengusul PPN 12%, Sekarang Mau Jadi Pahlawan Kesiangan
- Hanif Dhakiri: Jangan Memanfaatkan PPN 12% jadi Alat Menyerang Presiden Prabowo
- Syahganda Sebut Pernyataan Dolfie Soal PPN Dapat Picu Instabilitas Politik