PPS dan PPK Sengaja Dibuat Lemah
Rabu, 01 Desember 2010 – 22:09 WIB
JAKARTA - Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Valina Singka mengingatkan penetapan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang saat ini seolah-olah dinilai teramat penting oleh fraksi-fraksi di DPR, sesungguhnya tidaklah substansif. Tapi karena ini menyangkut kekuasaan, kata Valina, maka terjadilah praktek menghalalkan segala cara. Pada dua lembaga tersebut, lanjut dia, di letakan orang-orang yang lemah secara ekonomi sehingga rentan terhadap pengaruh politik uang dari peserta pemilu. "Kesalahan rekrutmen ini sepertinya memang disengaja oleh pihak-pihak yang berkepentingan," tandasnya.
"Ambang batas bukan hal pokok dalam suatu pemilu. Banyak hal penting yang harus diprioritaskan seperti aspek pemilu jujur karena pemilu itu menyangkut kelangsungan masa depan bangsa ini," kata Valina Singka, saat menjadi narasumber dalam seminar nasional bertema 'Pemilu 2014 Jangan Manipulasi Suara Rakyat,' yang diselenggarakan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) di hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (1/12).
Baca Juga:
Dia mengatakan, mestinya para anggota DPR mau belajar dari pengalaman pemilu 2009. "Pemilu 2009 sesungguhnya banyak pengalaman yang mestinya dipetik oleh bangsa dan negara. Terutama soal penetapan petugas pemungutan suara (PPS) dan panitia pemilihan di kecamatan (PPK)," kata Valina, yang juga dosen UI itu.
Baca Juga:
JAKARTA - Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Valina Singka mengingatkan penetapan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang saat
BERITA TERKAIT
- ProJo Masih Yakin Banget Pilkada Jakarta 2024 Bakal Dua Putaran
- Bawaslu Segera Rekomendasi PSU Gegara Petugas Coblos Pakai Nama Orang Lain
- Rusuh Saat Pilkada, Pasukan TNI Diterjunkan Bantu Polisi
- Rustini: Tanpa Perempuan Bangsa, Tak Mungkin PKB Raih 16 Juta Suara
- Hitung Cepat Indikator: Supian Suri Unggul di 9 Wilayah Depok
- Bawaslu Minta Setop Penyebaran Hoaks dan Ujaran Kebencian Terkait Pilkada Serentak