Prabowo dan Trump
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tapsell dikenal sebagai salah satu Indonesianis muda Australia yang menonjol. Dia banyak melakukan penelitian sosial-politik di Indonesia dan mempunyai jaringan yang cukup luas di Indonesia.
Tapsell setuju bahwa saling klaim kemenangan di AS mirip dengan yang terjadi di Indonesia.
Akan tetapi, Tapsell menambahkan, situasinya akan menjadi lebih mirip seandainya Donald Trump—yang akhirnya kalah—bergabung dengan kabinet Presiden Joe Biden sebagai menteri pertahanan.
"Absolutely. But it's not truly Indonesian politics unless Trump ends up Biden's Secretary of Defense," tulis Tapsell.
Tapsell menyindir Prabowo Subianto yang kalah dalam pilpres, tapi kemudian bergabung dalam kabinet Jokow Widodo sebagai menteri pertahanan.
Lipson dan Tapsell secara implisit menyebut fenomena ini sebagai dagelan politik.
Dagelan politik itu bertambah menggelikan ketika kemudian Sandiaga Uno juga ikut merapat masuk ke kabinet Jokowi sebagai menteri pariwisata dan industri kreatif.
Kalau diparalelkan dengan politik Amerika maka perkembangan ini sama saja dengan Mike Pence ikut masuk ke kabinet Biden sebagai menteri pariwisata.
Dunia akan menanti apakah Trump dan Prabowo bisa mencatat sejarah baru, sebagai pemenang atau pecundang abadi.
- Menteri Prabowo Temui Jokowi, Jubir PSI: Silaturahmi Idulfitri kok Dicurigai?
- Menteri Prabowo Temui Jokowi, PSI: Itu Tradisi Demokrasi
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Idrus Yakin Tidak Ada Matahari Kembar, Cuma Upaya Membenturkan Prabowo dan Jokowi
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Prabowo Tak Targetkan Angka untuk Tarif Impor Trump, Asalkan Diturunkan