Prabowo dan Trump

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Prabowo dan Trump
Menhan Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/jpnn.com

Kubu Trump menuntut penghitungan total di seluruh negeri, tetapi tuntutan itu ditolak. Penghitungan resmi akhirnya memenangkan Joe Biden-Kamala Harris.

Trump tidak terima atas keputusan ini. Protes keras dilakukan pendukungnya di seluruh negeri.

Puncaknya terjadi ketika ratusan pendukung Trump menyerang Capitol Hill, gedung DPR AS, sambil membawa berbagai jenis senjata api, dan menduduknya selama beberapa jam.

Insiden ini dianggap sebagai kemunduran demokrasi di Amerika. Sindiran Lipson bahwa Pilpres Amerika terasa seperti Pilpres Indonesia juga menjadi sindiran tajam yang menggambarkan kemunduran demokrasi Amerika.

Menyamakan demokrasi AS dengan demokrasi Indonesia mungkin sama dengan sindiran Gus Dur yang menyamakan anggota DPRI RI dengan bocah-bocah taman kanak-kanak.

Benang biru politik Amerika masih menyambung lagi dengan politik Indonesia. Prabowo Subianto sudah mengumumkan akan maju sebagai calon presiden pada 2024.

Di Washington, Donald Trump juga mengumumkan bahwa dia akan maju lagi sebagai capres pada Pilpres 2024.

Ini berarti Donald Trump akan maju untuk kali ketiga, sedangkan Prabowo maju lagi untuk keempat kalinya.

Dunia akan menanti apakah Trump dan Prabowo bisa mencatat sejarah baru, sebagai pemenang atau pecundang abadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News