Prabowo Deklarasi Kemenangan Untuk Ketiga Kali
"Kami akan jadi presiden dan wapres bagi seluruh rakyat Indonesia demi kejayaan dan kelestarian seluruh rakyat Indonesia dan NKRI kita yang kita cintai berdasarkan Pancasila dan UUD 45," kata Prabowo dengan bersemangat.
Dalam pidatonya, Prabowo menjelaskan pihaknya memutuskan mendeklarasikan kemenangan lebih awal tanpa menunggu penghitungan suara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena telah terjadi kecurangan yang bersifat massif.
"Telah terjadi usaha-usaha dengan berbagai ragam kecurangan yang terus terjadi di berbagai desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia." kata Prabowo.
Deklarasi ini disampaikan hanya selang beberapa menit setelah capres Joko Widodo menegaskan kembali posisinya sebagai pasangan capres cawapres yang diunggulkan menang dalam pilpres 2019 berdasarkan hasil hitung cepat dari 12 lembaga survey di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Photo: Capres Joko Widodo mengatakan sepanjang Kamis (18/4/2019) dirinya menerima ucapan selamat dari 22 tokoh pemimpin dunia karena menang dalam Pilpres 2019 versi hitung cepat. (Youtube)
Hasil hitung cepat tersebut menyebutkan prosentase perolehan suara pasangan Jokowi-Amin diperkirakan sebesar 54,5% sementara Prabowo-Sandi sebesar 45,5%.
"Kita tahu bahwa Quick Count (QC) adalah cara penghitungan yang ilmiah dan dari pengalaman pemilu lalu akurasinya bisa mencapai 99%. Sehingga hampir sama dengan perhitungan Real Count KPU. Namun kita harus tetap sabar menunggu hasil penghitungan resmi KPU," kata Jokowi kepada pewarta.
Jokowi juga menegaskan kembali kemenangannya ini dengan mengaku telah menerima ucapan selamat dari 22 kepala negara dan pemerintahan dari berbagai negara.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata