Prabowo Deklarasi Kemenangan Untuk Ketiga Kali

"Tadi siang sampai sore kita telah menerima ucapan selamat dari PM Malaysia Mahathir Mohamad dan juga PM Singapura Lee Hsien Loong, dan juga Presiden Turki Erdogan dan juga 10 negara lainnya yang telah memberikan ucapan selamat atas suksesnya pesta demokrasi di negara kita," papar Jokowi.
"Beliau juga menyampaikan selamat kepada seluruh masyarakat Indonesia dan juga Jokowi dan KH Ma'ruf Amin atas keberhasilan Pemilu 17 April kemarin," tambah Jokowi.
Sementara itu Komisioner KPU Pramono Ubaid meminta semua pihak bersabar menunggu proses perhitungan suara oleh penyelenggara pemilu. KPU meminta kedua kubu pasangan calon presiden tidak saling klaim kemenangan.
"Kami berharap klaim kemenangan dilakukan setelah hasil resmi yang dikeluarkan oleh KPU," kata Pramono di Hotel Ritz Carlton, Rabu, 17 April 2019.
Persoalkan quick count
Hasil hitung cepat lembaga survey pasca pemilu 2019 ini menjadi sorotan, lantaran capres Prabowo Subianto dan pendukungnya menolak hasil hitung cepat itu. Prabowo pada deklarasi kemenangan pertama pada Rabu (17/4/2019) menyebut banyak lembaga survei telah menggiring opini publik kalau dirinya kalah di Pilpres 2019.
Selain itu lembaga survey juga dituding telah dibayar untuk melakukan kecurangan dengan mengelabui masyarakat melalui quick count untuk menentukan hasil real count.

Menanggapi tuduhan Capres Prabowo Subianto ini, jumpa pers pada Rabu (17/4/2019), Direktur Cyrus Network, Hasan Nasbi menegaskan lembaga survei yang ada di bawah Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) tidak pernah mengeluarkan hitung cepat (quick count) dengan data bohong.
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?