Prabowo, Jokowi dan Megawati Bertemu, Pengamat: Bisa Saja Tawaran Amien Rais Disinggung
jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menilai pertemuan Prabowo Subianto, Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri tidak sekadar silaturahmi biasa.
Menurut Pangi, pertemuan dua tokoh yang baru saja terlibat rivalitas di Pilpres, ditambah kehadiran Megawati sebagai ketum partai pengusung utama Jokowi - Ma'ruf, diyakininya sebagai kelanjutan pertemuan Prabowo dengan Presiden terpilih itu sebelummya.
BACA JUGA: Dua Bandar Narkoba Tewas Dalam Baku Tembak, Polisi Sita Empat Senpi hingga Granat
"Ini pertemuan penting, tidak hanya sebatas silaturahmi biasa. Saya melihat momentum ini kelanjutan rekonsiliasi yang sebelumnya dilakukan Jokowi dan Prabowo," ucap Pangi kepada JPNN.com, Selasa (23/7).
Mengenai tema yang akan dibahas, direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu mengatakan, bisa saja terjadi rekonsiliasi dengan syarat pembagian kekuasaan atau power sharing.
BACA JUGA: Mobil Picanto Putih Dibuntuti Petugas, Lantas Disergap, Muatannya Ternyata...
Bahkan dalam pertemuan itu mereka juga bisa saja menyinggung tentang tawaran dari Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais soal rekonsiliasi dengan perbandingan komposisi kekuasaan 55:45.
"Walaupun tawaran Amien Rais sangat tidak masuk akal. Bagaimana ceritanya yang kalah dalam pertarungan seolah-olah punya bargaining mengatur pembagian kursi yang menang. Ini lelucon politik yang tak logis, yang kalah seperti enggak ngaca," tandas Pangi.(fat/jpnn)
Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menilai pertemuan Prabowo Subianto, Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri tidak sekadar silaturahmi biasa.
- Faisal Basri
- Fadel Muhammad: Silaturahmi Kebangsaan Mengisyaratkan Amendemen UUD Sebuah Keniscayaan
- PDIP Tak Setuju Pemilihan Melalui MPR, Hasto Singgung Pidato Megawati Pas Rakernas
- Amien Rais Setuju Presiden Dipilih MPR Lagi, Irwan Demokrat Merespons Begini
- Ini Alasan Amien Rais Setuju UUD Diamendemen Lagi dan Presiden Kembali Dipilih MPR
- Amien Rais Sebut Ada Sosok Pemicu Mundurnya Demokrasi di Indonesia, Begini Kalimatnya