Prabowo Nilai TKDN Saat Ini Terlalu Dipaksakan, Investor Tak Melirik

Prabowo Nilai TKDN Saat Ini Terlalu Dipaksakan, Investor Tak Melirik
Presiden Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com

Beberapa di antaranya bisa dilakukan dengan pengembangan sumber daya manusia khususnya pada sisi pendidikan termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain mempertimbangkan terkait pengaturan TKDN yang fleksibel, Presiden Prabowo juga tertarik dengan usulan para ekonom untuk menerapkan prinsip yang disebut dengan "neck to neck, eye to eye, dan point to point" dalam mendukung industrialisasi di Indonesia.

Prinsip itu pada dasarnya mendukung Indonesia untuk bisa menghadirkan kondisi atau situasi yang serupa dengan negara lain dalam hal menarik investor untuk menanamkan modal di negaranya.

"Saya tertarik dengan usulan neck to neck atau eye to eye itu luar biasa," kata Prabowo.

Prabowo menegaskan bahwa akan melakukan deregulasi dengan bijak atau penghapusan regulasi yang dirasakan tidak lagi efektif untuk menjaga iklim industri.

Hal itu sejalan dengan kebijakan efisiensi yang dilakukan oleh Kabinet Merah Putih yang berlaku juga untuk memastikan adanya aturan yang berpihak pada pengembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

"Deregulasi itu memang saya berniat memangkas sistem perizinan yang berbelit-belit, terlalu banyak. Ini sudah jadi misi kita, kita harus laksanakan," kata Prabowo. (Antara/jpnn)



Video Terpopuler Hari ini:

Presiden Prabowo Subianto melihat TKDN yang berlaku saat ini terlalu dipaksakan, sehingga pada akhirnya investor tidak melirik Indonesia.


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News