Prabowo Setelah 100 Hari: Makin Berjarak dengan Jokowi?

Prabowo Setelah 100 Hari: Makin Berjarak dengan Jokowi?
Jarak teraman Prabowo dari Jokowi akan tercermin saat ia merombak kabinetnya. (Ilustrator: Raffa Athallah)

Sehari setelah menganulir kebijakan gas melon bersubsidi, Presiden Prabowo Subianto melontarkan kalimat itu.

"Kami tidak akan ragu-ragu bertindak. Seratus hari pertama, yah, istilahnya saya sudah berikan peringatan berkali-kali," kata Prabowo dalam pidatonya di Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama di Jakarta (05/02).

"Sekarang, siapa yang bandel, siapa yang ndablek, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat untuk pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak."

Setelah acara, Prabowo kembali mengulang dan memperjelas pidatonya ketika ditanya wartawan.

"Begini, kita ingin rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar, jadi saya ingin tegakkan itu," kata Prabowo kepada wartawan. 

"Jadi, kepentingan hanya untuk bangsa rakyat, tidak ada kepentingan lain. Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan," tegasnya.

Pernyataan ini dianggap publik sebagai sinyal untuk Prabowo Subianto merombak kabinet yang saat itu baru 105 hari dipimpinnya.

Karena dilontarkan hanya sesaat setelah kekisruhan gas bersubsidi, dugaan menteri yang terancam dicopot mengarah pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Jika analisis ini tidak melesat, maka jarak terjauh Prabowo dari Jokowi adalah saat Prabowo merombak kabinetnya dan mengganti para menteri warisan Jokowi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News