Calon Praja Meninggal Saat Diksar, Ini Langkah IPDN
jpnn.com, JAKARTA - Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Ermaya Suradinata berencana mengevaluasi pelaksanaan pendidikan dasar mental disiplin praja (Diksarmendispra) yang tiga tahun terakhir dilaksanakan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Evaluasi akan dilakukan menyusul peristiwa meninggalnya salah seorang calon praja angkatan 2017, Dea Rahma Amanda saat mengikuti diksar, Minggu (1/10). Diduga akibat penyumbatan pernapasan saat mengikuti kegiatan pagi.
"Saya akan evaluasi. Tapi sebetulnya ini angkatan ke tiga (yang mengikuti diksar di Akpol,red), sejak saya menjabat gubernur (rektor,red) IPDN," ujar Ermaya saat dihubungi dari Jakarta, Senin (2/10).
Menurut Ermaya, diksar calon praja IPDN dilaksanakan di Akpol Semarang, setelah sebelumnya nota kesepahaman antara Kemendagri dan Polri ditanda tangani beberapa tahun lalu.
Kerja sama terus ditingkatkan karena dari hasil evaluasi sebelumnya terlihat kedisiplinan para praja IPDN semakin tinggi setelah mengikuti diksar di Akpol.
Meski demikian, evaluasi tetap akan dilakukan atas peristiwa adanya calon praja yang meninggal dunia. Termasuk evaluasi terhadap tes kesehatan.
"Memang ada riwayat dia pernah cerita ke temannya sebelum masuk IPDN katanya sakit asma. Tapi sekarang sudah hilang. Ini tetap saya mau evaluasi tes kesehatan yang dilaksanakan saat penerimaan itu, saya akan evaluasi kembali," pungkas Ermaya.(gir/jpnn)
IPDN berjanji segera mengambil tindakan terkait meninggalnya calon praja Dea Rahma Amanda
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Ary Ginanjar Apresiasi Komitmen Kemendagri Membangun ASN Ber-AKHLAK
- Masa Jabatan Selesai, Tabrani Resmi Melepas Tugas Pjs Wali Kota Tangsel
- Bappenas Membeberkan Mengenai Pentingnya Pelestarian Lingkungan Perdesaan
- Bappenas Tekankan Pentingnya Tata Kelola Perdesaan yang Adaptif
- LSM Gempur Papua Ajukan 3 Laporan ke Bawaslu
- Kemendagri Bikin Acara Identitas Kependudukan Digital Sejalan dengan Asta Cita Prabowo