Prajurit TNI Dikeroyok Anggota Moge, Jangan Ada yang Intervensi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium IPW Neta S Pane meminta para pensiunan dan mantan pejabat tinggi jangan mengintervensi Polres Bukittinggi maupun Polda Sumbar dalam menangani kasus penganiayaan yang dilakukan sejumlah pengendara motor gede (moge) terhadap dua anggota TNI di daerah itu.
IPW berharap, jajaran Polres Bukittinggi dan Polda Sumbar juga jangan mau diintervensi oleh siapapun.
"Jajaran kepolisian di Sumbar harus Promoter (Profesional, Modern, Terpercaya) dalam menangani kasus penganiayaan terhadap dua anggota TNI itu," kata Neta kepada pers, Senin (2/11).
Neta meminta supaya para tersangka harus tetap ditahan dan jangan sampai penahanannya ditangguhkan sampai berita acara pemeriksaan atau BAP-nya dilimpahkan ke kejaksaan.
Menurutnya, penangguhan penahanan terhadap pengendara moge yang menganiaya kedua anggota TNI itu hanya akan menimbulkan ekses negatif bagi Polres Bukittinggi.
"Bukan mustahil penangguhan itu akan memunculkan kemarahan kawan-kawan korban," jelas Neta.
IPW juga berharap, kedua korban jangan mau menerima tawaran damai dari para pelaku penganiayaan.
Dia menyatakan kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi para pelaku maupun para pengendara moge lainnya agar tidak arogan, tidak ugal-ugalan, dan tidak ringan tangan main keroyok di jalanan.
IPW meminta Polri bersikap Promoter dalam menangani pengeroyokan anggota TNI oleh anggota motor gede.
- Penganiayaan Dokter Koas, Ini Alasan Polisi Periksa Lady Aurellia dan Ibunya di Polsek, Oalah
- Beredar Informasi Pelaku Penganiayaan di Toko Roti Sakit Jiwa, Polisi Jangan Langsung Percaya
- Karyawati Korban Penganiayaan Anak Bos Toko Roti Ungkap Fakta Ini di DPR
- Kronologi Penganiayaan Anak Bos Toko Roti, Kepala Korban Dihantam
- Kasus Penganiayaan Dokter Koas, Sri Meilina dan Lady Aurellia Dicecar 35 Pertanyaan
- Begini Tampang Pelaku Penganiayaan Karyawan Toko Roti, Mengaku Khilaf