Praktisi Pasar Modal: Berinvestasi Ada Pasang Surutnya, Bukan Meraup Untung Dalam Sekejap
Terkait risiko, tambah dia, ketika harga saham atau instrumen investasi lainnya seperti aset kripto sedang turun, bukan serta merta investor merugi.
Harga instrumen investasi fluktuatif. Ada masanya naik, ada kala turun.
Di posisi inilah pentingnya sang investor memiliki kemampuan mengelola risiko, termasuk saat berinvestasi di aset kripto.
Menurut Vier, seorang investor yang hendak membeli aset kripto perlu memperhatikan alasan kenapa dia masuk ke instrumen itu.
Alasan investasi atau investment driver, biasanya, capital gain atau dividen. Kalau di aset kripto, pasti capital gain. Tinggal bagaimana si investor mengelola risiko.
“Untuk mengelola risiko, batasi imajinasimu yang tidak pernah terbatas. Uang seperti air laut, semakin diminum seseorang semakin haus. Kita yang mengontrol portofolio investasi, bukan sebaliknya,” tutur Vier.
Terkait investasi di aset kripto, dia melihat potensinya besar sekali di Indonesia.
Mengutip data Bappebti, per Februari 2022, investor aset kripto terdaftar sebanyak 12,4 juta. Dari sisi nilai transaksi aset kripto mencapai Rp 83,8 triliun.
Di posisi inilah pentingnya sang investor memiliki kemampuan mengelola risiko, termasuk saat berinvestasi di aset kripto.
- Data Terbaru Modal Asing Keluar, Berikut Perinciannya
- Beberapa Crypto Exchange Terdampak Gangguan AWS, Bagaimana Dengan Indodax?
- Pemerintah Perlu Mengambil Langkah Konkret Untuk Mendorong Masuknya Arus Investasi Asing
- Bakal Buyback Saham Rp300 Miliar, SIG Tempuh Lewat 2 Tahap Ini
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Upbit Indonesia Bagikan Strategi Investasi Kripto di Tengah Melemahnya Rupiah