Praktisi SDM Perlu Antisipasi 3 Transformasi Ketenagakerjaan
Di Indonesia, kata Hanif, tantangan praktisi MSDM cukup besar yakni tak adanya karir terhadap 33juta pekerja Indonesia.
Yang mengkhawatirkan adalah 33 juta pekerja Indonesia terjebak dalam posisi sama di level terbawah di sebuah industri.
"Ini juga harus diberi perhatian. Ketika tak memiliki karir, maka masa depan generasi berikutnya akan bermasalah, Jika tantangan ini tidak bisa dihadapi, maka di tahun 2020-2030, saat Indonesia mengalami bonus demografi, maka kita akan menghadapi bencana besar, " ujarnya.
Hanif menambahkan pemerintah telah membuat tripple skilling (skilling, re-sklinng dan upskilling) untuk memastikan agar warga negara memiliki keterampilan dan atau kompetensi sekaligus memiliki kemampuan meng-update maupun merubahnya dalam waktu tak terlalu lama.
“Kita harus beri akses dan kesempatan masyarakat untuk mengubah skill-nya dengan cepat pula. Akses dan mutu people skilling saat ini sedang kita genjot di Kemnaker dan tempat-tempat latihan yang dimiliki pemerintah, “ katanya.
Hanif menambahkan meski menghadapi banyak tantangan, praktisi MSDM juga diminta bersikap optimistis dan berpikir positif. Karenanya mari kita terus sambut perubahan ini dengan semangat positif dan penuh optimisme.
“Revolusi industri memiliki dampak luar biasa. Tetapi percayalah, pada akhirnya manusia akan mampu bertahan memghadapi perubahan yang cepat tersebut, “ ujar Hanif. (jpnn)
Transformasi di bidang ketenagakerjaan tersebut diyakini akan memengaruhi seluruh pola hubungan di perusahaan di Indonesia.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Dukung Pendidikan Pesantren, Menaker Sumbang APD Covid-19
- Kemnaker – Shopee Jajaki Kerja Sama Mengembangkan Wirausaha Baru Go Digital
- Kemnaker Promosikan Inkubasi Bisnis Pelatihan Barista
- Kemnaker-LIPI Komitmen Tingkatkan Inovasi Produktivitas dan Wirausaha
- Dunia Usaha Diajak Bangun Hubungan Industrial Berkarakter Indonesia
- Menaker Minta Perubahan Ketenagakerjaan Direspons Cepat