Pram dan PRD

jpnn.com - "PRD berhak mandiri sebagai partai politik. Dan saya bersedia menjadi anggota, kalau diterima," kata sastrawan Pramoedya Ananta Toer, saat rapat pendirian Komite Persiapan Legalisasi Partai Rakyat Demokratik, 14 Juli 1998 di LBH Jakarta.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Hari ini 21 tahun lampau. Jakarta, 22 Juli 1996.
Ada keramaian di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), dekat bioskop Megaria, Cikini, Menteng.
Dengan ragam kepentingan, sekian ratus orang berdatangan sedari matahari berada di puncak kepala. Umumnya anak muda yang "berwajah kemerah-merahan".
Sore menjelang. Adzan Ashar baru saja berkumandang. Jam menunjukkan pukul 16.00. Acara pun dimulai. Deklarasi Partai Rakyat Demokratik. Babak baru dalam sejarah Indonesia.
Ketua Umum PRD Budiman Sudjatmiko membacakan pidato berjudul Mari Kibarkan Panji-Panji Kedaulatan Rakyat!.
Anak muda kelahiran 10 Maret 1970 itu mengawali pidatonya dengan berseru, "hidup rakyat…hidup demokrasi."
"PRD berhak mandiri sebagai partai politik. Dan saya bersedia menjadi anggota, kalau diterima," kata sastrawan Pramoedya Ananta Toer, saat rapat
- Bangsa Pelupa dan Pemaaf, Sebuah Refleksi Tentang Karakter Kolektif Indonesia
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau