Pramono: Proyek Sensitif Harus Izin Pimpinan DPR
Selasa, 17 Januari 2012 – 19:33 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan Priyo Budi Santoso sependapat semua proyek DPR yang sensitif harus mendapat persetujuan tertulis dari pimpinan DPR.
"Ketua BURT (Badan Urusan Rumah Tangga) yang juga Ketua DPR dalam beberapa hal betul-betul tidak tahu soal penggunaan anggaran, maka harus ada mekanisme kontrol. Artinya setelah BURT menyusun, poin yang sensitif bagi publik harus meminta persetujuan minimal melalui rapat pimpinan DPR," ujar Pramono Anung, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (17/1).
Pemikiran tersebut lanjutnya, tentu membawa konsekuensi yakni perlunya perbaikan dalam proses dan mekanisme proyek-proyek di DPR. "Termasuk proyek kalender dan pengharum ruangan DPR yang bernilai miliaran rupiah. Pimpinan DPR harus mendapat laporan menyeluruh atas proyek tersebut," tegasnya.
Terkait renovasi toilet senilai Rp2 miliar, menurut politisi PDI-P itu sebenarnya sudah layak dan masuk akal, sebab jumlah anggota DPR saat ini 560 anggota dan tamu mencapai 2.500 sehari.
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan Priyo Budi Santoso sependapat semua proyek DPR yang sensitif harus mendapat persetujuan tertulis dari
BERITA TERKAIT
- Terus Bergerak, Tim Dozer Pasang 3.059 Spanduk Andalan Hati di Seluruh Desa se-Sulsel
- Pilgub Jatim: Luluk-Lukman Dapat Dukungan Kiai Tamim Darul Ulum hingga Tokoh Penting Muhammadiyah
- Aher Yakin Konstituen Anies di Jakarta Bakal Pilih Pasangan RIDO yang Didukung PKS
- Ulama Pendukung Anies Doakan Pramono-Rano Karno Menang di Pilgub Jakarta
- KIC Rilis Temuan Survei di 6 Provinsi, Hasilnya Mengejutkan
- PKS Siapkan Penyelidikan Internal Soal Kader yang Jadi Tersangka Pencabulan