Pramono: Proyek Sensitif Harus Izin Pimpinan DPR
Selasa, 17 Januari 2012 – 19:33 WIB
"Beda halnya dengan renovasi ruan Banggar DPR seluas 100 meter persegi yang menelan anggaran Rp20 miliar lebih berikut dengan kursi impor dari Jerman. Kenapa kursinya tidak dari Indonesia saja?," tanya mantan Sekjen PDI-P itu.
Sementara Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso sepakat harus ada koreksi terhadap proyek ruang Banggar DPR yang nilainya Rp20 miliar lebih itu. Kecuali anggaran renovasi toilet senilai Rp2 miliar. Tidak perlu dikoresiksi, sebab merupakan proyek inovasi.
"Saya mohon dibedakan ya, kalau WC mampet berlebihan juga kalau harus dikoreksi. Renovasi toilet itu inovasi, kan tamu rata-rata ada 1.500 orang. Tapi, kalau ruang Banggar itu memang wah," kata Priyo.
Terakhir, politisi Partai Golkar itu berharap Sekjen DPR bersama BURT dan Banggar melakukan koreski terhadap anggaran proyek ruang Banggar lalu menjelaskannya ke publik. "Saya kadang kasihan yang disodok di sini hanya NIning Indra Saleh selaku Sekjen. Sementara prosesnya melibatkan banyak pihak," pungkas Priyo. (fas/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan Priyo Budi Santoso sependapat semua proyek DPR yang sensitif harus mendapat persetujuan tertulis dari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Masa Tenang Pilkada, Polda Sumsel Pertebal Pengamanan Pilkada hingga ke Kepelosok
- Edi Lemkapi Soroti Pernyataan Soal Partai Coklat, Dia Bilang Begini
- Bertarung di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono Tetap Mencoblos di Jawa Barat
- Polres Rohil Kerahkan 363 Personel Amankan Pilkada 2024, Ini Pesan AKBP Isa
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Relawan Jejaring Paguyuban Sunda Pramono-Rano Dirikan Posko Aduan di 20 Kecamatan