Pramono-Rano Dinilai Sukses Memaparkan Visi dan Misi di Debat Perdana Pilkada Jakarta

Pramono-Rano Dinilai Sukses Memaparkan Visi dan Misi di Debat Perdana Pilkada Jakarta
Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Pramono Anung (kanan) dan Rano Karno (kiri) mengikuti debat pertama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/10/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.

Gagasan berbiaya tinggi itu ditanggapi oleh Pramono dengan menawarkan perspektif yang berbeda. Dia melihat bahwa anak-anak muda itu adalah sekumpulan warga dengan multi-talenta. Yang harus dilakukan pemerintah adalah memberi ruang kreatifitas pada mereka.

Di sini, Pramono memanfaatkan kesempatan untuk kembali menyebut program andalannya, yakni balai rakyat di tiap kelurahan. Itu adalah salah satu ruang eksplorasi diri yang disediakan oleh negara di tingkat kelurahan.

Program ketiga yang menarik sebagai pembeda adalah soal mengatasi kemacetan di Jakarta. Ridwan - Suswono muncul dengan slogan mendekatkan tempat kerja dan tempat tinggal. Mereka ingin agar warga bermukim, bekerja, dan ngemall di wilayah yang sama. Namun tidak dijelaskan bagaimana itu mungkin dilakukan. Apakah tempat kerja akan dipindahkan atau tempat tinggal setiap orang yang digeser? Apa mungkin?

Berbeda dengan itu, Pramono-Rano menawarkan gagasan transportasi terintegrasi bukan hanya di wilayah Jakarta, melainkan juga menjangkau kota-kota penyangga Jakarta. Mereka mengusulkan transJabodetabek, kalau perlu plus Puncak dan Cianjur.

Rano Karno menegaskan bahwa persoalan di Jakarta tidak bisa diselesaikan sendiri, harus ada kolaborasi dengan wilayah sekitar. Selain itu, pasangan ini juga menawarkan pola kerja yang lebih fleksibel, misalnya dua hari kerja di kantor, 3 hari di rumah. Fleksibilitas ini sekaligus menjadi salah satu tawaran menarik untuk kalangan muda.

Dari tiga contoh ini, terlihat perbedaan dua pasangan dengan popularitas tertinggi tersebut. Gagasan dan tawaran kebijakan yang disampaikan Ridwan-Suswono terlihat sangat ideal namun punya konsekuensi anggaran yang tidak sedikit. Sementara solusi dari Pramono-Rano terasa lebih realistis.

"Saya menduga debat ini akan memiliki pengaruh pada pergerakan suara pemilih di Jakarta. Kita tinggal menunggu apakah warga Jakarta lebih suka tawaran program idealis berbiaya mahal atau yang realistis," pungkas Saidiman Ahmad. (dil/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Pramono dan Rano dinilai berhasil menjelaskan visi dan misi dengan jelas dan masuk akal serta sangat mungkin diimplementasikan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News