Prancis Diacak-acak Demonstran, Macron Akui Pemblokiran Internet Diperlukan
jpnn.com, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan memblokir akses internet selama masa krisis seperti saat ini mungkin diperlukan, meski aksi protes atas pembunuhan seorang remaja keturunan Afrika Utara tersebut tampaknya mulai mereda pada Selasa (4/7).
"Kita harus mulai memulihkan tatanan berkelanjutan sebagai prioritas mutlak kita," kata Macron dalam pertemuan walikota dari kota-kota di mana aksi protes berubah menjadi kekerasan saat kerusuhan telah melewati puncaknya.
"Saya akan berhati-hati dalam beberapa hari dan pekan ke depan, tetapi puncaknya telah lewat," kata presiden kepada sejumlah walikota di Istana Elysee, Paris, menurut media Prancis BFMTV.
"Ketika segalanya mereda, mungkin seharusnya ada peraturan atau pembatasan akses (internet). Ini seharusnya tidak dilakukan di saat keadaan memuncak, dan saya senang kita tidak harus melakukan itu," kata Macron.
Macron juga meminta peninjauan mengenai penggunaan media sosial oleh para anak muda dan menyebutkan tentang pembatasan.
Sementara itu, polisi menangkap 16 orang pada Selasa malam, termasuk tujuh di Paris, dari keterangan Kementerian Dalam Negeri pada Rabu yang dikutip harian Le Figaro. Angka tersebut menurun tajam dari malam sebelumnya.
Lebih dari 110 kebakaran di jalan umum dimulai dan 78 kendaraan dibakar, menurut kementerian tersebut.
Aksi protes dimulai pekan lalu ketika seorang polisi menembak mati Nahel M, 17, warga keturunan Aljazair saat pengecekan lalu lintas di pinggiran Paris, Nanterre, setelah dia diduga mengabaikan perintah berhenti.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui pemblokiran internet diperlukan ketika negara di masa krisis. Indonesia pernah menerapkan strategi tersebut
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Emmanuel Macron Tolak Pengunduran Diri PM Prancis Gabriel Attal
- Presiden Prancis Bertanya Kapan Pindah ke Real Madrid, Mbappe Jawab Malam Ini
- Prancis Bergolak, Presiden Macron Terancam Dimakzulkan Gegara Bela Ukraina
- Prancis Larang Siswi Pakai Abaya Masuk Kelas, Macron: Sekolah Kami Sekuler!
- Serukan Ketertiban Digital, Macron Sebut Medsos Dipakai untuk Mengacaukan Prancis