Prancis pun Kritis
KIEV - Jika menilik hasil leg pertama playoff zona Eropa di Olimpiyskiy Stadium di Kiev kemarin, kans itu memang terbuka. Kekalahan dua gol tanpa balas dari Ukraina membuat posisi Prancis sangat kritis.
Les Bleus " sebutan Prancis " memang masih memiliki leg kedua di Stade de France (19/11). Namun, tidak mudah bagi Les Bleus menang dengan margin tiga gol atau minimal membalas gol-gol Roman Zozulya (61") dan Andriy Yarmolenko (penalti 82").
Statistik Ukraina sepanjang tahun ini memberi handicap bagi Prancis. Yellow Blue " sebutan Ukraina - tak hanya unbeaten (belum terkalahkan), melainkan juga clean sheet (belum kebobolan). Prancis pun terancam mengulang tragedi kegagalan lolos ke Piala Dunia 1994.
Padahal, empat tahun setelah kegagalan itu, Prancis malah sukses menjuarai Piala Dunia 1998 dan berlanjut Euro 2000. Les Bleus juga finis sebagai runner-up di edisi 2006. Sedangkan pada edisi 2010, Prancis jeblok di Afsel setelah sebelumnya juga menang kontroversial dari Irlandia di playoff (handsball Thierry Henry).
Apakah Prancis menerima karma dari playoff sebelumnya - Sulit berbicara nonteknis. Sedangkan secara teknis, Deschamps membeberkan alasan kekalahan di Kiev. "Kami kesulitan karena lawan lebih berkomitmen terhadap permainan," kata kapten Prancis kala memenangi Piala Dunia 1998 dan Euro 2000 itu kepada TF1.
"Ukraina adalah tipikal tim yang mengandalkan kekuatan fisik. Mereka terus-menerus melanggar pemain kami. Mereka sangat agresif. Mereka membuat Franck Ribery seperti tahanan di lapangan," imbuh pelatih 45 tahun itu.
Meski dalam posisi kritis, Deschamps meyakini masih ada harapan bagi Les Bleus untuk lolos. "Ini baru satu tahap dan masih ada tahap kedua," kata eks entraineur AS Monaco, Juventus, dan Olympique Marseille tersebut.
"Kami bisa membalikkan situasi asalkan lebih improve dalam fisik. Kami tak bisa hanya mengandalkan talenta melawan Ukraina," sahut striker Prancis Karim Benzema kepada France Football.
Dari kubu Ukraina, pelatih Mykhailo Fomenko mengatakan bahwa dia akan menyiapkan strategi berbeda di leg kedua. Apalagi Ukraina tidak akan bisa mempertahankan the winning team seiring absennya dua pilar pertahanan karena skors.
Bek kanan Artem Fedetskiy yang sukses mengawal Ribery terkena akumulasi kartu, sedangkan Oleksandr Kucher menerima kartu merah kemarin. "Kami harus meracik resep baru untuk laga kedua di Paris karena resep kami yang sekarang sudah kadaluwarsa," ujar Fomenko kepada AFP.
Bagi Ukraina, capaian kemarin merupakan momentum mengakhiri catatan buruk Yellow Blue selama playoff zona Eropa. Bagaimana tidak, dalam tiga playoff sebelumnya, negeri pecahan Yugoslavia itu selalu kalah masing-masing dari Kroasia (1998), Jerman (2002), dan Yunani (2010). (dns/bas)
KIEV - Jika menilik hasil leg pertama playoff zona Eropa di Olimpiyskiy Stadium di Kiev kemarin, kans itu memang terbuka. Kekalahan dua gol tanpa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Klasemen Sementara Grup C: Timnas Indonesia Terbang, Arab Saudi Melorot
- Timnas Indonesia Gasak Arab Saudi, Sejarah Tercipta!
- Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Garuda Cabik Elang Hijau, Marselino Ferdinan Moncer
- Nasib Shin Tae-yong, Antara Ocehan di Medsos & Sikap Suporter Sejati Timnas Indonesia
- Upbit Indonesia Dukung Generasi Muda di Bidang Olahraga Kancah Internasional
- Prediksi Bojan Hodak Menjelang Indonesia vs Arab Saudi, Ada Faktor Cuaca