Prancis Sudah Lama Ngebet Bombardir Syria, Ini Alasannya
jpnn.com, PARIS - Pemerintah Prancis senang mendengar Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan siap menyerang Syria. Meski sempat diralat, pernyataan tersebut telah kadung membangkitkan syahwat berperang Prancis.
Bagi Prancis, gagasan Trump untuk menyerang Syria itu adalah langkah yang tepat. Apalagi, Prancis mengaku sudah mengantongi bukti serangan kimia di Douma.
Prancis menganggap sampel urine dan darah para korban selamat sudah cukup menjadi bukti. Sampel-sampel itu menunjukkan bahwa sekitar 500 orang yang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas tersebut memang keracunan zat kimia. Di antaranya klorin.
Sejauh ini, baru kandungan klorin yang terbukti. Tapi, para pakar senjata kimia yakin tidak hanya gas klorin yang dijatuhkan di Douma.
”Pemerintah Syria telah terbukti menyerang dengan gas klorin. Prancis tidak bisa membiarkan rezim seperti ini, yang berpikir bahwa mereka bisa melakukan apa pun yang disukai,” terang Presiden Emmanuel Macron seperti dilansir BBC.
Februari lalu, saat pemerintah Syria melancarkan serangan kimia di Eastern Ghouta, Prancis juga sudah berancang-ancang membalas. Bagi Macron, menyerang warga sipil dengan senjata kimia adalah pelanggaran sangat serius.
Sementara itu, Organization for the Prohibition of Chemical Weapons alias OPCW yang berbasis di Belanda telah mengirimkan tim pencari fakta ke Syria. Tim tersebut dijadwalkan tiba di Syria hari ini (14/4).
Tujuan mereka adalah Douma. Tepatnya, melacak jejak racun kimia di kawasan itu. Namun, belum jelas apakah pemerintah Syria akan memberikan izin kepada mereka untuk masuk Douma.
Pemerintah Prancis senang mendengar Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan siap menyerang Syria
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- Presiden AS Terpilih Donald Trump Beri Angin Segar Pada TikTok
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time