Pratiwi Sudarmono, Eks-Calon Astronot yang Sibuk di Penelitian

Masih Terus Kontak dengan Pencinta Antariksa

Pratiwi Sudarmono, Eks-Calon Astronot yang Sibuk di Penelitian
Pratiwi Sudarmono, Eks-Calon Astronot yang Sibuk di Penelitian
Selain Pratiwi, pemerintah Indonesia memberangkatkan Taufik Akbar, insinyur telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB). Taufik merupakan pendamping Pratiwi dalam misi itu. Dua nama itu merupakan hasil saringan dari sekitar 200 orang yang diseleksi langsung oleh NASA.

Saat mengikuti seleksi, Pratiwi baru saja menggondol gelar doktor bidang biologi molekuler dari Osaka University. ”Saya terpanggil mengikuti program itu karena saya suka dunia riset,” kata Pratiwi kepada Jawa Pos yang menemui di rumahnya, Cipete, Jakarta Selatan.

Keberanian wanita kelahiran Bandung itu benar-benar menyedot perhatian publik. Sebab, prestasi itu tidak hanya menjadi simbol kemajuan wanita Indonesia, tapi juga kemajuan pengetahuan Indonesia sebagai wakil negara berkembang. Menurut Pratiwi, keberhasilannya masuk dalam tim yang berangkat dalam misi pesawat ulang alik itu berlangsung cukup panjang.

Dia sampai menghabiskan waktu 12 tahun untuk mempelajari seluk-beluk luar angkasa. Tapi, musibah meledaknya pesawat Challenger pada Januari 1986 menjadi awal yang memupuskan kesempatannya menjalankan ekspedisi bergengsi itu. Kesempatan tersebut benar-benar hilang 11 tahun pascamusibah itu. Yakni, saat pemerintah benar-benar menggagalkan misinya pada 1997 karena badai krisis moneter. Padahal, dalam jeda waktu itu, Pratiwi harus kerap mengikuti cek kesehatan dan beberapa kursus soal keantariksaan di Amerika. Pratiwi mengakui, memberangkatkan dirinya dalam misi itu tidak murah. ”Itu bukan bantuan (NASA), tapi pemerintah harus bayar,” jelas wanita 56 tahun.

Tak ada kata berhenti bagi Pratiwi Sudarmono. Setelah meninggalkan impiannya menjadi astronot, kini dia makin sibuk di dunia penelitian dan tugas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News