Prediksi, Enam Tahun Lagi Premium Langka
Rabu, 12 Oktober 2011 – 16:53 WIB
JAKARTA -- Enam tahun ke depan, masyarakat negeri ini diprediksi akan mengalami kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium. Produksi minyak menurun 15 persen pertahun, sementara konsumsi terus meningkat pesat.
"Impor akan semakin besar. Saat ini impor premium 250 ribu barel, (sedangkan) produksi dalam negeri 200 ribu barel. Penambahan kendaraan tiap tahun, sepeda motor enam juta, dan mobil 600 ribu. Lima hingga enam tahun ke depan kita akan sulit mendapatkan premium," kata Pengamat Energi Umar Said saat seminar bertema Transformasi Menuju Ketahanan Energi Nasional untuk Kemakmuran Rakyat, Rabu (12/10), di Jakarta.
Baca Juga:
Dijelaskan Umar, masalah lain juga tidak ada pemasok di kawasan ini yang mampu memenuhi kebutuhan itu. Mau tidak mau, tegasnya, harus mencari ke Amerika Serikat, atau pemerintah membangun kilang baru. "Dengan business as usual, APBN tidak akan mampu menanggung subsidi," ungkap Umar.
Dia menjelaskan beberapa solusi mengatasi permasalahan itu. Misalnya, pemerintah harus meningkatkan produksi dengan teknologi dan eksplorasi. Kemudian, menurunkan laju konsumsi dengan menaikkan harga, substitusi minyak oleh non minyak, dan sumber energi lokal.
JAKARTA -- Enam tahun ke depan, masyarakat negeri ini diprediksi akan mengalami kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium. Produksi
BERITA TERKAIT
- Gaet Generasi Muda di Sektor Pertanian, SGN Bentuk Inkubator Agripreneur Tebu
- Pengin Tahu Asal Bright Gas yang Kalian Beli? Yuk, Scan Barcodenya
- Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional dan Global Turunkan Emisi Metana di Indonesia
- Pertamina Paparkan Keunggulan Desa Energi Berdikari di COP 29 Azerbaijan
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024