Prediksi Rezim Erdogan Meleset, PBB Sebut Inflasi Turki Masih Mengkhawatirkan
jpnn.com - PBB memperkirakan rata-rata inflasi Türki berada di angka 42,4% pada akhir tahun, jauh lebih tinggi dari proyeksi resmi pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Demikian laporan The World Economic Situation and Prospects yang diterbitkan pada Rabu.
Hasil yang dilaporkan dalam studi PBB meragukan langkah negara itu untuk mengatasi inflasi dengan memangkas suku bunga.
Türki mulai menurunkan suku bunga pada tahun 2021 dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi, mendorong ekspor dan investasi, serta memerangi pengangguran.
Namun, kebijakan tersebut menyebabkan krisis dengan mata uang nasional kehilangan hampir 30% dari nilainya tahun lalu.
Pada Oktober 2022, pertumbuhan harga Turki mencapai level tertinggi dalam 24 tahun terakhir, yakni sebesar 85,5%.
Angka itu kemudian sedikit menurun menjadi 64,3% pada bulan Desember.
Ekonom memperkirakan penurunan inflasi menjadi lebih moderat dari perkiraan resmi Ankara, yang melihatnya melambat menjadi 24,9% tahun ini dan turun lebih jauh menjadi 13,8% pada 2024.
Hasil yang dilaporkan dalam studi PBB meragukan langkah Turki untuk mengatasi inflasi dengan memangkas suku bunga
- Lanjutkan Mandat PBB, KRI SIM-367 Resmi Menerima Bendera UN dari KRI DPN-365
- Afriansyah Noor Keluar dari PBB Setelah Kalah Pemilihan Ketum
- Hadiri Pembukaan Muktamar VI PBB di Bali, Viva Yoga Mauladi Sampaikan Harapan Ini
- Spanduk Dukungan Afriansyah Noor Jadi Ketum PBB Bertebaran di Muktamar VI
- Afriansyah Noor Tegaskan Siap Maju jadi Caketum PBB, Singgung Nama Yusril
- Menjelang Muktamar PBB, Bang Ferry Diunggulkan Jadi Ketua Umum