Prefektur Miyagi, Tiga Bulan setelah Dihantam Tsunami (2-Habis)
Susah Prediksi Recovery, Bangun Rumah Temporer
Jumat, 01 Juli 2011 – 08:08 WIB
Volunteer Center juga menetapkan mekanisme kerja para relawan untuk menjaga stamina dan konsentrasi selama di lapangan. Dalam sehari relawan dikirim ke lokasi bencana sesuai dengan kebutuhan tiap rumah korban tsunami. Untuk saat ini, fokus tugas mereka adalah membantu membersihkan rumah dan saluran air agar bisa ditempati lagi. "Kalau untuk evakuasi puing-puing yang besar, semua ditangani pemerintah dengan melibatkan militer," tuturnya.
Waktu kerja relawan dibatasi selama dua jam untuk sekali keberangkatan. Pagi berangkat ke lokasi bencana, kembali ke Volunteer Center untuk makan siang, kemudian bekerja lagi sore. "Para relawan di sini adalah orang yang secara sukarela membantu dengan biaya sendiri. Mereka memang diasuransikan. Tetapi, kami tetap menjaga mereka agar tidak sakit gara-gara menolong korban," katanya.
Chiba belum mengetahui kapan proses recovery Kota Iwanuma selesai. Yang pasti, sampai saat ini pihaknya masih menerima bantuan dan relawan dari seluruh penjuru Jepang. Ada yang pensiunan, pelajar, pekerja, atau utusan perusahaan.
"Kami memang memprioritaskan penanganan kebutuhan pribadi korban bencana tsunami yang tidak bisa ditangani secara langsung oleh pemerintah. Selama mereka masih membutuhkan, tentu kami siap turun ke lapangan," ujarnya. (*/c7/iro)
Sejak 18 Juni 2011, jumlah relawan di Iwanuma, Prefektur Miyagi, telah mencapai 17 ribu orang, 16 ribu di antaranya sudah aktif membantu para korban
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara