Preman Rampas Surat Eksekusi, Polisi Rampas Senpi
Putusan Perkara Sengketa Rektorat v Yayasan Trisakti Gagal Dieksekusi
Kamis, 19 Mei 2011 – 21:24 WIB
Hal senada juga diungkapkan salah sorang mahasiswi Trisakti lainnya yang enggan menyebutkan namanya. Gadis berkerudung hijau dan mengenakan kemeja kotak-kotak tersebut mengatakan, bingung melihat kericuhan di depan kampusnya. “Tadi saya sempat bingung ada kericuhan ini. Saya memang tahu ada masalah antara kampus dengan yayasan, tapi nggak nyangka aja bakal sampai ribut begini,” tukasnya.
Lalu, gadis itu pun juga memilih menjauh dari wilayah kampus karena khawatir akan terjadi kricuhan lebih parah. “Serem banget banyak preman begitu. Ngabur aja deh,” serunya.
Ketika pukul 11.30 WIB akhirnya pihak PN Jakarta Barat dan Yayasan pun mengalah dan memilih mundur karena situasi yang tidak kondusif. Akan tetapi, pihak yayasan pun menyerukan kepada wartawan yang berada di lokasi bahwa pihaknya akan tetap meminta dan memaksa pihak PN Jakarta Barat untuk segera melakukan eksekusi. “Hari ini (eksekusi) mungkin ditunda. Tetapi, eksekusi akan tetap dilakukan, karena sudah inkrah,” tegas salah satu kuasa hukum Yayasan Trisakti, Utomo Karim.
Akhirnya, persis menjelang pukul 12.00 WIB secara perlahan massa antara kedua kubu, yakni Rektorat dan Yayasan pergi satu per satu meninggalkan pintu gerbang kampus Trisakti. Namun, masih ada beberapa pihak keamanan dari pihak kampus dan kepolisian masih nampak berjaga-jaga di depan pintu gerbang walaupun jumlahnya tidak begitu banyak seperti sebelumnya.***
KONFLIK internal yang terjadi antara pihak Rektorat dan Yayasan Universitas Trisakti kini mencapai puncaknya. Petugas juru sita dari Pengadilan Negeri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408