Preman Saham

Oleh: Dahlan Iskan

Preman Saham
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Opini publik menyimpulkan: negara sedang memerlukan bantuan para naga besar itu untuk meredakan gejolak ekonomi.

Baca Juga:

Di kalangan Tionghoa kata "Naga" aslinya berkonotasi positif dan mulia. Kata itu jadi berkonotasi negatif karena diterjemahkan dari aslinya: "Liong". Karena itu Tiongkok minta kata "Liong" jangan diterjemahkan dengan "naga". Atau "Dragon" dalam bahasa Inggris. Tidak pas dengan makna aslinya.

Delapan Liong telah bertemu "Liong" yang lebih besar. Kita lihat apakah gejolak ekonomi segera reda. Lalu kembali membaik.

Sehari sebelum pertemuan PSMTI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengadakan pertemuan dengan para pengusaha besar.

Anda juga bisa menduga: membicarakan buruknya indikator penting ekonomi kita belakangan ini.

Isu sentralnya adalah Danantara dan Presiden Donald Trump. Internal dan eksternal. Yang internal tentu tidak hanya Danantara. Ada soal Pertamina, pengadaan beras yang dijaga aparat keamanan, dan seterusnya.

Di Danantara setidaknya ada empat isu: mengapa bank-bank berada di bawah Danantara, mengapa pimpinan Danantara bukan yang lebih independen, dari mana modal Rp 15.000 triliun Danantara dan ke proyek apa saja uang itu akan diinvestasikan.

Sedang soal Trump Anda sudah tahu: dia memang memenuhi syarat tiga jenis orang yang tidak boleh dilawan. Tiga-tiganya sekaligus: Atasan, orang kaya, orang gila.

Penulis pintar seperti EJB, berpendapat bahwa pertemuan antara OJK dengan para pengusaha besar dinilai langkah panik. Berlebihan. Pasar modal harus steril...

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News