Preman Terkapar Bersimbah Darah di Tangan MA dan S
Korban pun terkapar bersimbah darah dan meninggal di lokasi kejadian. MA dan S kemudian kabur. Namun, aparat Reskrim Polresta Cirebon mengendus jejak mereka.
MA yang merupakan pedagang di sekitar lokasi tak pernah menampakan diri setelah kejadian. Dari situ kecurigaan bermula. Ditambah penyelidikan melalui pengumpulan keterangan saksi dan sejumlah bukti-bukti lainnya.
Dalam pengakuannya, MA dan S menyebutkan, mereka sempat kabur ke Kota Serang, Banten. Selama di sana, mereka bersembunyi dan tinggal di kolong jembatan.
Kemudian mereka juga berpindah-pindah tempat. MA mengaku, pernah juga sembunyi di rumah teman di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi mengungkapkan, pelaku akhirnya bisa ditangkap di sebuah kawasan di Kota Cirebon.
Namun saat penangkapan itu, keduanya melakukan perlawanan. Sehingga petugas melayangkan tindakan tegas dan terukur.
“Pelaku melakukan perlawanan, sehingga dilakukan tindakan tegas dan terukur,” tutur Syahduddi, didampingi Kasat Reskrim Kompol Rina Perwitasari.
Sementara itu, atas perbuatannya kedua tersangka terancam hukungan maksimal 15 tahun penjara. (rdh/radarcirebon)
S lebih dulu memukul korban. Sementara MA menyusul dengan melayangkan empat kali bacokan celurit yang membuat korban ambruk.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Guru Honorer Supriyani Divonis Bebas, Baju Seragam SD dan Sapu Ijuk Dikembalikan
- Carok di Sampang Dipicu Masalah 2 Kiai, Begini Ceritanya
- Motif Pembacokan di Sampang Berawal dari Kunjungan Calon Bupati, 2 Kiai Cekcok
- Carok Massal di Sampang, Ini Pernyataan Terbaru AKBP Hendro
- Guru Supriyani Tetap Ikut Tes PPPK Meski dapat Afirmasi
- Seorang Ibu Kaget Saat Terbangun, Sang Suami Sedang Mencekik Anaknya