Premium Lebih Mahal dari Solar, Ini Alasannya

jpnn.com - JAKARTA – Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan harga premium dan solar berbeda cukup signifikan karena bergantung pada harga minyak dunia yang turun. Untuk harga solar turun sebesar 18 persen sehingga hasil kalkulasi pemerintah ditambah pungutan ketahanan menjadi Rp 5.950 per liter.
“Sedangkan harga premium di dunia hanya turun 8 persen. Ditambah kenapa turunnya signifikan karena solar dikonsumsi oleh industri, angkutan umum, jadi dampak multiplier ekonomi juga lebih signifikan,” ujar Sudirman Said di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12).
Selain itu, ia mengatakan premium kebanyakan dipakai kelas menengah yang rata-rata memiliki mobil. Sehingga harga premium sedikit lebih tinggi dibanding solar yang digunakan untuk kegiatan produktif.
“Tapi jangan lupa premium juga lama-lama akan makin turun. Diganti pertalite dan RON 92. Jadi porsinya juga signifikan,” kata Sudirman.
Sebagaimana diketahui, saat ini harga premium total menjadi Rp 7.150 per liter. Semua perubahan harga ini akan mulai berlaku pada 5 Januari 2016.(flo/jpnn)
JAKARTA – Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan harga premium dan solar berbeda cukup signifikan karena bergantung pada harga minyak dunia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sistem Aplikasi Pegadaian Digital Sedang Di-maintenance, Nasabah tak Perlu Khawatir
- Transaksi Antarbank Lewat ATM Bank DKI Kembali Aktif
- Gandeng Qatar, BTN Siapkan USD2 Miliar Untuk Bangun 100 Ribu Unit Hunian di Indonesia
- Manfaatkan Digitalisasi, PLN IP Sukses Jaga Keandalan Pasokan Listrik Selama Libur Lebaran
- Tingkatkan Pelayanan, Pegadaian Lakukan Pemeliharaan Sistem Aplikasi Pegadaian Digital
- Arus Balik, Grup MIND ID Kembali Sediakan 10 Titik Posko Mudik