Premium Rp 6.500 jadi Jalan Tengah

Premium Rp 6.500 jadi Jalan Tengah
Premium Rp 6.500 jadi Jalan Tengah
Nah, jika harga ekonomis Rp 8.200 per liter dikurangkan biaya alpha dan pajak, maka didapati harga Rp 6.500 per liter. "Ini opsi jalan tengah. Dengan harga Rp 6.500 per liter, pemerintah tidak lagi mensubsidi premium. Hanya menanggung biaya distribusi dan pajak," kata Widjajono.

Intinya, lanjut dia, negeri ini harus mengurangi subsidi BBM. Karena subsidi model ini tidak tepat sasaran. Selama ini BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh kalangan bermobil. Subsidi akan tepat sasaran jika diperuntukan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

"Kita juga harus mengurangi ketergantungan terhadap minya. Sebab harga minyak dunia terus naik dan suatu saat akan habis. Kalau subsidi dikurangi, orang yang menggunakan gas dan bahan bakar nabati akan lebih banyak," jelasnya.

Masyarakat Indonesia tidak boleh meniru orang Nigeria yang protes keras ketika harga BBM dinaikkan oleh pemerintahnya. Pasalnya, Nigeria memiliki cadangan minyak 9 kali lebih besar dari Indonesia. Produksinya 2,5 kali lebih banyak, jumlah penduduknya hanya setengah dari penduduk Indonesia, sehingga pemakaian minyak domestik hanya 25 persen dari total produksi. "Dengan kondisi seperti itu, wajar orang Nigeria protes kenaikan harga minya," jelas Widjajono.

JAKARTA - Program pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan lebih efektif jika dibarengi dengan kenaikan harga. Dengan demikian, beban

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News