Premium tak Ramah Lingkungan? Pemerintah Kemana saja..
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat energi Sofyano Zakaria nampak geram dengan alasan yang dikemukakan pemerintah untuk menyodorkan bahan bakar minyak (BBM) jenis baru, pertalite sebagai pengganti premium.
Salah satu alasan hadirnya pertalite ini disebut karena premium tidak ramah lingkungan. Padahal sudah berpuluh tahun, Indonesia menggunakan BBM jenis premium.
"Sejak zaman orde baru, negeri ini juga sudah menggunakan premium, malah di bawah RON 88," ungkap Sofyan, Minggu (19/4).
Atas pernyataan tersebut, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) ini meminta agar pemerintah menjelaskan secara detail kepada masyarakat. Apa saja dampak dari penggunaan premium jangka panjang terhadap lingkungan dengan disertai hasil nyata penelitian tersebut.
Sebab, sepengetahuan Sofyan, belum ada survei atau penelitian dampak dari penggunaan premium secara berkelanjutan. "Jika pemerintah membuat alasan bahwa premium tidak ramah lingkungan, maka pemerintah harusnya mampu menjelaskan secara terang benderang kepada masyarakat. Apa dampak negatifnya dari digunakannya premium yang harus bisa dibuktikan pemerintah, karena premium sudah digunakan sejak puluhan tahun lamanya oleh rakyat di NKRI," jelasnya.
Sofyan lantas membandingkan dengan beberapa negara lain, yang sampai saat ini masih menggunakan premium. Seperti Amerika Serikat, Rusia dan Mesir. Menurut hematnya, jika premium mempunyai dampak buruk bagi lingkungan, negara-negara tersebut pasti sudah lebih dulu melepas penggunaan premium sejak lama.
"Jadi, jika premium dinyatakan sebagai BBM yang tidak ramah lingkungan maka negara besar seperti Amerika, tentunya pasti sudah sejak lama melarang penggunaan premium RON 88, apalagi yang di bawah RON 88. Tapi nyatanya hingga saat ini belum terdengar adanya survei atau penelitian tentang dampak penggunaan premium itu," tukasnya. (chi/jpnn)
JAKARTA - Pengamat energi Sofyano Zakaria nampak geram dengan alasan yang dikemukakan pemerintah untuk menyodorkan bahan bakar minyak (BBM) jenis
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menteri Hukum Lantik Widodo Jadi Dirjen AHU, Tekankan Supremasi Hukum yang Transparan
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Masih Terima Endorsement Meski Sudah Jadi Pejabat Negara, Raffi Ahmad: Kan Enggak Ada Larangannya
- Anak Muda Indonesia Pendiri Desa Bumi Jadi Pembicara di Diskusi PBB