Presiden Italia Terancam Dilengserkan Parlemen
jpnn.com, ROMA - Pemilihan umum (pemilu) Italia baru berlangsung Maret lalu. Tapi, dalam waktu dekat, negara tersebut bisa jadi menggelar pemilu lagi. Itu terjadi karena Presiden Sergio Mattarella menolak kandidat menteri keuangan yang diajukan Giuseppe Conte, kandidat perdana penteri (PM) Italia. Akibatnya, kabinet baru tak kunjung terbentuk.
Penolakan Mattarella itu berbuntut panjang. Kemarin, Senin (28/5) League Party dan 5-Star Movement mengembuskan wacana untuk melengserkan sang presiden lewat mosi tidak percaya.
Di mata mereka, politikus 76 tahun itu sudah mengkhianati kepercayaan rakyat. Sebab, veto yang dia gunakan untuk mencegah Paolo Savona duduk di kursi menteri keuangan telah membuat pembentukan pemerintahan semakin panjang.
’’Sudah saatnya parlemen memakzulkan Presiden Mattarella,’’ kata Luigi Di Maio, ketua 5-Star Movement, sebagaimana dikutip Reuters kemarin.
Menurut dia, Mattarella telah menyalahgunakan wewenang sebagai presiden dengan tidak kunjung memberikan restu kepada kabinet baru. Apalagi, alasan penolakan Mattarella adalah karena Savona berpotensi memicu keluarnya Italia dari Uni Eropa (UE).
Senada dengan Di Maio, Ketua League Party Matteo Salvini mengancam akan mengerahkan massa ke jalanan untuk menggulingkan Mattarella dari kekuasaan.
’’Pemerintah harus segera menggelar pemilu dini. Hanya itu satu-satunya cara untuk menghindari kekacauan politik,’’ ungkapnya. Dia juga menambahkan bahwa Mattarella adalah antek Jerman dan Belgia (motor UE) yang membuat demokrasi mati suri di Italia.
Begitu kandidatnya ditolak Mattarella, Conte langsung mengembalikan mandat untuk membentuk pemerintahan kepada League Party dan 5-Star Movement.
Pemilihan umum (pemilu) Italia baru berlangsung Maret lalu. Tapi, dalam waktu dekat, negara tersebut bisa jadi menggelar pemilu lagi.
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan