Presiden Jangan Terlalu Banyak Basa-basi
Senin, 31 Januari 2011 – 03:57 WIB
JAKARTA – Ketua alumni pasca sarjana (S-2) Universitas Indonesia, Agun Gunandjar Sudarsa, menilai penegakan hukum di Indonesia kian terpuruk. Menurutnya, upaya pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengubah keadaan tak banyak membawa perubahan. Lebih lanjut, Agun mengatakan, reformasi saat ini disikapi secara salah. Akibatnya terjadi benturan antara norma lama yang belum selesai dipahami dengan norma baru yang belum dimengerti. “Dalam kondisi ini mestinya dibutuhkan pemimpin yang kuat, tegas dan bernyali. Tanpa itu kepemimpinan tidak akan ada hasilnya, reformasi tak bunyi. Apalagi kalau hanya mengedepankan popularitas.”
Justru sebaliknya, yang terjadi adalah pelemahan terhadap hukum karena kuatnya berbagai kepentingan. “Itulah cermin penegakan hukum di Indonesia sehingga jangan berharap hukum bisa menjadi sandaran, melindungi apalagi mengayomi rakyat pencari keadilan,” kata Agun, di Jakarta, Minggu (30/1).
Baca Juga:
Untuk melihat kondisi penegakan hukum Indonesia, pada 2 Februari 2011 nanti akan digelar diskusi reformasi penegakan hukum di Hotel Sultan, Jakarta. Diskusi itu akan menampilkan Prof Ronny Nitibaskara, Prof Muhammad Mustofa, Mas Achmad Santosa, Rudi Satriyo dan Paulus Wirutomo. Acara akan dipandu Kriminolog UI, Adrianus Meliala.
Baca Juga:
JAKARTA – Ketua alumni pasca sarjana (S-2) Universitas Indonesia, Agun Gunandjar Sudarsa, menilai penegakan hukum di Indonesia kian terpuruk.
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad