Presiden Jawa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bung Karno menjadi presiden pertama dan Mohammad Hatta yang beretnis Minangkabau menjadi wakil presiden.
Ketika itu dua tokoh tersebut memang menjadi pemimpin gerakan perjuangan yang paling menonjol di antara yang lain, sehingga kemudian dipilih secara aklamasi menjadi presiden dan wakil presiden.
Dua tokoh itu disebut sebagai ‘’Dwi Tunggal’’ yang saling melengkapi.
Hatta benar-benar menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinan nasional, dan tidak sekadar menjadi ban serep bagi Soekarno.
Soekarno selalu berkonsultasi kepada Hatta untuk mengambil semua keputusan-keputusan strategis, dan berbagi tugas-tugas kenegaraan dengan Bung Karno.
Herbert Feith menyebut pasangan ini sebagai kombinasi yang saling melengkapi.
Bung Karno yang jago dalam berorasi dan mempunyai karisma besar untuk mendapatkan pendukung yang luas disebut sebagai ‘’solidarity maker’’.
Bung Hatta yang lebih kalem, cermat, teliti, dan tekun, disebut sebagai ‘’administrator’’. Perpaduan dua tipe pemimpin dianggap ideal.
Dalam wawancara dengan Rocky Gerung, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kalau bukan orang Jawa sebaiknya tidak usah memaksa mencalonkan diri menjadi presiden.
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
- IDCI Soroti Dampak Relaksasi TKDN Sektor TIK Terhadap Kemandirian Teknologi Nasional