Presiden Jawa

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Presiden Jawa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com.

Bung Karno menjadi presiden pertama dan Mohammad Hatta yang beretnis Minangkabau menjadi wakil presiden. 

Ketika itu dua tokoh tersebut memang menjadi pemimpin gerakan perjuangan yang paling menonjol di antara yang lain, sehingga kemudian dipilih secara aklamasi menjadi presiden dan wakil presiden.

Dua tokoh itu disebut sebagai ‘’Dwi Tunggal’’ yang saling melengkapi. 

Hatta benar-benar menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinan nasional, dan tidak sekadar menjadi ban serep bagi Soekarno. 

Soekarno selalu berkonsultasi kepada Hatta untuk mengambil semua keputusan-keputusan strategis, dan berbagi tugas-tugas kenegaraan dengan Bung Karno.

Herbert Feith menyebut pasangan ini sebagai kombinasi yang saling melengkapi. 

Bung Karno yang jago dalam berorasi dan mempunyai karisma besar untuk mendapatkan pendukung yang luas disebut sebagai ‘’solidarity maker’’. 

Bung Hatta yang lebih kalem, cermat, teliti, dan tekun, disebut sebagai ‘’administrator’’. Perpaduan dua tipe pemimpin dianggap ideal.

Dalam wawancara dengan Rocky Gerung, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kalau bukan orang Jawa sebaiknya tidak usah memaksa mencalonkan diri menjadi presiden.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News