Presiden Jawa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kombinasi ini kemudian dianggap sebagai resep ideal untuk menyatukan kekuatan Jawa dan luar Jawa, atau Jawa dengan etnis non-Jawa.
Dalam beberapa kontestasi politik di era pemilihan langsung pasca-reformasi, pola kombinasi ini sering dipakai sebagai strategi pemenangan.
Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan Jusuf Kalla sebagai running mate dan berhasil memenangkan kompetisi pilpres pada 2004. Hal yang sama dilakukan oleh Joko Widodo yang juga menggandeng Jusuf Kalla pada kompetisi Pilpres 2014.
Latar belakang etnisitas sebagai bagian dari identitas politik menjadi bagian tidak terpisahkan dalam percaturan politik modern.
Di Amerika Serikat, sampai sekarang masih tetap ada keyakinan bahwa presiden harus berkulit putih.
Sampai dengan 250 tahun kemerdekaan Amerika, Barrack Obama ialah satu-satunya presiden berkulit hitam.
Selebihnya, semua presiden Amerika Serikat berkulit putih dan beragama protestan.
Bangsa Amerika dikenal dengan identitas WASP atau White Anglo Saxon Protestant, berkulit putih, keturunan anglo saxon Inggris, dan beragama Protestant.
Dalam wawancara dengan Rocky Gerung, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kalau bukan orang Jawa sebaiknya tidak usah memaksa mencalonkan diri menjadi presiden.
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk
- Analisis Qodari Soal Pilkada Jakarta 2024, Soroti Sikap Anies Dukung Pram - Rano
- Sikap Anies Belum Tentu Bikin Anak Abah Mendukung Pramono Anung