Presiden Jawa

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Presiden Jawa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com.

Dominasi kulit putih ini tercermin dalam dominasi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Orang kulit berwarna dan berkulit hitam adalah minoritas.

Orang non-Protestan seperti Katolik pun menjadi minoritas di Amerika dan karenanya kesempatan untuk menjadi presiden sangat kecil. 

Dalam sejarah 250 tahun kemerdekaan Amerika, semua presiden beragama Protestan. 

Satu-satunya yang beragama Katolik adalah John F. Kennedy yang meninggal dibunuh pada 1963. 

Presiden Joe Biden sekarang ini beragama Katolik, dan mungkin menjadi presiden pertama Amerika beragama Katolik yang menyelesaikan masa baktinya empat tahun secara tuntas.Amerika Serikat sudah mematahkan mitos politik itu melalui Obama, Kennedy, dan Biden. 

Di Indonesia, kemungkinan itu bisa saja terjadi. Tokoh-tokoh dari etnis non-Jawa sekarang sudah banyak yang mempunyai kualitas yang tidak kalah dengan tokoh-tokoh Jawa.

Pernyataan Luhut itu dianggap tendensius, mungkin, karena menyindir Anies Baswedan. 

Jamak diketahui, Luhut tidak berada pada barisan yang mendukung Anies, malah sebaliknya Luhut berada di barisan yang berseberangan. 

Dalam wawancara dengan Rocky Gerung, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kalau bukan orang Jawa sebaiknya tidak usah memaksa mencalonkan diri menjadi presiden.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News