Presiden Jokowi Harus Tentukan Pilihan dengan Mudarat yang Kecil

Presiden Jokowi Harus Tentukan Pilihan dengan Mudarat yang Kecil
Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/9). Foto:M Fathra Nazrul Islam/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review atau IPR Ujang Komarudin menyebut Presiden Jokowi ibarat disodori buah simalakama, terkait polemik Perppu KPK (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi).

"Jokowi mendapatkan buah simalakama. Maju kena mundur kena," kata Ujang dalam pesan singkatnya kepada JPNN, Selasa (8/10).

Menurut Ujang, Jokowi berada di persimpangan untuk memilih disukai partai pendukung atau rakyatnya terkait penerbitan Perppu KPK.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu bermusuhan dengan partai pendukung pemerintah jika menerbitkan Perppu tentang KPK. Sebaliknya, Jokowi disukai partai pendukung ketika tidak menerbitkan Perppu.

Namun, ujar Ujang, Jokowi disukai rakyat jika menerbitkan Perppu tentang KPK. Sebaliknya, Jokowi berhadapan dengan rakyat ketika tidak menerbitkan Perppu.

"Kalau dia (Jokowi) tidak menerbitkan Perppu, itu akan berhadapan dengan rakyat dan mahasiswa seluruh Indonesia,” ujarnya.

Sebab itu, Ujang menyarankan Jokowi memilih bijak dengan cara menerbitkan Perppu. Jokowi menentukan pilihan dengan mudarat yang kecil.

"Ini sesungguhnya kalau hemat saya, ambil mudarat yang kecil. Jika ada dua mudarat, maju dan mundur kena, ambil mudarat yang kecil," ungkap dia.

Menurut Ujang Komarudin, Presiden Jokowi berada di persimpangan untuk memilih disukai partai pendukung atau rakyatnya terkait penerbitan Perppu KPK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News