Presiden Jokowi Kutuk Keras Peristiwa Penembakan di Prancis

jpnn.com - BANDUNG - Peristiwa penembakan terhadap 12 orang, termasuk 10 penulis tabloid satir Charlie Hebdo turut mengundang perhatian Presiden Joko Widodo. Menurut presiden, meski tabloid itu dianggap salah, tetap saja kasus kejahatan dengan penembakan itu tidak dapat dibenarkan.
"Mengutuk keras, kecaman apa pun juga," tegas presiden di Bandung, Senin (12/1) malam.
Charlie Hebdo merupakan tabloid satir yang kerap mengomentari isu-isu politik dan agama dalam kemasan humor. Redaksi tabloid yang berdiri sejak 1969 itu terkenal kerap menghina simbol agama, baik itu Islam, Kristen, maupun Yahudi.
Salah satu ancaman paling serius terjadi pada 2011, akibat tabloid itu mengangkat kartun satir Nabi Muhammad SAW yang berkata "Kalian dicambuk 100 kali kalau tidak ketawa dengan edisi ini." Atas tulisan-tulisan inilah, diduga ada aksi balas dendam terhadap para jurnalis tabloid itu.
Presiden dalam hal ini mengingatkan agar media massa Indonesia juga harus saling menghargai dan menghormati dalam tulisan sehingga tidak terjadi hal yang sama.
"Ini juga bahwa dalam rangka, berekspresi, menulis dan lain-lain. Itu juga marilah kita saling menghormati dan saling menghargai," tandas presiden. (flo/jpnn)
BANDUNG - Peristiwa penembakan terhadap 12 orang, termasuk 10 penulis tabloid satir Charlie Hebdo turut mengundang perhatian Presiden Joko Widodo.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kesimpulan Raker: Pengangkatan PPPK 2024 Maret 2026
- Pramono Ingatkan Warga Jakarta, Hujan Deras Masih Mengguyur
- Korupsi Makin Menggurita, Hardjuno Wiwoho: Pengesahan RUU Perampasan Aset Harga Mati
- Muscab HIPMI Karawang 2025: Sejumlah Nama Muncul, Cecep Sopandi Dinilai Punya Keunggulan
- PN Jaksel Tunda Sidang Putusan Perkara Ted Sioeng
- SP IMPPI Desak Pemerintah Bentuk Tim Gabungan untuk Tangani Kasus TPPO di Kamboja