Presiden Jokowi Mengaku Demokrat, Beda Tipis dari Pak SBY

jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo mengaku heran lantaran masih ada pihak yang menudingnya seorang pemimpin otoriter. Padahal, presiden yang kondang disapa dengan panggilan Jokowi itu merasa tidak memiliki tanda-tanda sebagai pemimpin yang sewenang-wenang.
Jokowi menyampaikan hal itu ketika menghadiri pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Sabtu (10/3). Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono juga hadir pada acara yang diikuti puluhan ribu kader partai pemenang Pemilu 2009 itu.
"Saya heran saja, kenapa kok dibilang otoriter. Menurut saya enggak ada potongan sama sekali pemimpin otoriter. Penampilan saya kan juga tidak sangar," ujar Jokowi.
Bahkan, Jokowi mengaku selalu tersenyum saat beraktivitas. Karena itu mantan gubernur DKI tersebut berani mengklaim bukan seorang pemimpin otoriter.
"Ke mana-mana selalu tersenyum, makanya saya berani bilang saya bukan pemimpin otoriter, saya ini seorang demokrat," ucapnya.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, ciri-ciri seorang demokrat antara lain bisa menjadi pendengar yang baik. Selain itu, seorang demokrat juga menghargai pendapat orang lain dan perbedaan yang ada.
"Artinya, saya dan Pak SBY ini beda-beda tipis banget. Kalau saya seorang demokrat, Pak SBY tambah satu, yaitu ketua Partai Demokrat. Jadi tipis sekali," pungkas Jokowi disambut aplaus kader PD.(gir/jpnn)
Presiden Jokowi mengaku heran lantaran masih ada pihak yang menudingnya seorang pemimpin otoriter. Jokowi mengaku tak berpenampilan seperti pemimpin otoriter.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Prabowo Utus Jokowi hingga Natalius Pigai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat
- Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Ketidaktegasan Prabowo Memimpin
- Sespimmen Menghadap ke Solo, Pengamat: Upaya Buat Jokowi Jadi Pusat Perhatian Publik
- Hari Kartini; Annisa Pohan Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Sektor Ekonomi
- Isu Matahari Kembar Diredakan Muzani, Bukan Dasco Apalagi Hasan Nasbi, Tumben