Presiden Jokowi Sebut Situasi di Myanmar Tak Bisa Diterima, Desak Junta Militer Lakukan Ini
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengikuti jalannya ASEAN Leaders' Meeting (ALM) yang digelar di gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Sabtu (24/4).
Dalam acara itu, pemimpin negara di Asia Tenggara hadir. Pada kesempatan itu pula, pria yang akrab disapa Jokowi itu menyampaikan harapannya soal konflik yang terjadi di Myanmar.
Usai rapat tersebut, pria yang akrab disapa Jokowi itu mengaku menyampaikan sejumlah hal mengenai Myanmar dalam forum.
"Perkembangan situasi di Myanmar sesuatu yang tidak dapat diterima dan tidak boleh terus berlangsung. Kekerasan harus dihentikan. Demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar harus segera dikembalikan," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan kepentingan rakyat Myanmar harus selalu menjadi prioritas.
Dalam pertemuan itu, hadir juga Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. Jokowi menyampaikan pentingnya pemimpin militer Myanmar untuk memberikan komitmen untuk menghentikan kekerasan yang menggunakan senjata.
Di saat yang sama, kata Jokowi, semua pihak yang berkepentingan di Myanmar harus menahan diri sehingga ketegangan dapat diredakan.
Selain itu, Jokowi juga mendorong junta militer yang berkuasa di Myanmar mengedepankan proses dialog yang inklusif. Selain itu, Jokowi mengharapkan pihak-pihak yang ditahan selama konflik terjadi agar dibebaskan.
Di depan pemimpin junta militer Myanmar, Presiden Jokowi tanpa ragu mengkrtisi situasi di negara tetangga tersebut pascakudeta awal Februari
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo